MARKET NEWS

Bursa Asia Melemah, Dolar Turun Usai Trump Tunda Tarif Uni Eropa

TIM RISET IDX CHANNEL 27/05/2025 09:52 WIB

Bursa saham Asia cenderung melemah pada Selasa (27/5/2025), seiring kontrak berjangka (futures) di Amerika Serikat (AS) menguat.

Bursa Asia Melemah, Dolar Turun Usai Trump Tunda Tarif Uni Eropa. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung melemah pada Selasa (27/5/2025), seiring kontrak berjangka (futures) di Amerika Serikat (AS) menguat setelah Presiden Donald Trump menunda rencana penerapan tarif sebesar 50 persen atas barang-barang dari Uni Eropa.

Sementara itu, nilai tukar dolar AS berada di jalur penurunan bulanan kelima berturut-turut.

Menurut data pasar, hingga pukul 09.42 WIB, Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,20 persen, Shanghai Composite merosot 0,14 persen, Hang Seng Hong Kong minus 0,01 persen, dan KOSPI Korea Selatan berkurang 0,46 persen.

Demikian pula, STI Singapura terdepresiasi 0,03 persen dan CSI 300 China tergerus 0,36 persen.

Pasar AS tutup pada Senin karena libur nasional, membuat volume perdagangan relatif tipis dan investor masih merespons positif langkah Trump yang memundurkan tenggat waktu tarif atas impor dari Uni Eropa menjadi 9 Juli.

Futures Nasdaq naik 1,26 persen di sesi Asia, sedangkan S&P 500 menguat 1,11 persen. Kontrak berjangka FTSE juga bertambah 0,94 persen. Pasar Inggris pun libur pada hari yang sama.

“Sentimen risiko membaik semalam setelah Trump menunda tarif Uni Eropa hingga 9 Juli,” ujar Analis Pasar di IG, Tony Sycamore, dikutip dari Reuters. “Namun, fokus utama pekan ini adalah aliran rebalancing akhir bulan dan laporan keuangan Nvidia yang akan jadi sorotan utama.”

Nvidia dijadwalkan merilis laporan keuangan pada Rabu, dengan ekspektasi kenaikan pendapatan kuartal pertama sebesar 65,9 persen, didorong permintaan atas produk berbasis kecerdasan buatan (AI).

Investor pekan ini juga menanti pidato dari sejumlah pejabat Federal Reserve (The Fed) serta data indeks harga PCE inti AS pada Jumat, yang dapat memberikan petunjuk arah suku bunga ke depan.

Konferensi tahunan dua hari yang diselenggarakan Bank of Japan (BOJ) dan lembaga think tank-nya dimulai Selasa di Tokyo, dengan fokus tahun ini pada perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan inflasi yang tetap tinggi.

Di pasar mata uang, dolar AS masih kesulitan untuk bangkit dan berada di jalur penurunan lima bulan beruntun terhadap sekeranjang mata uang utama—penurunan terpanjang sejak 2017.

Euro berada di dekat level tertinggi satu bulan di USD1,14035, sementara yen menguat hampir 0,5 persen menjadi JPY142,18 per USD.

Kebijakan dagang AS yang kacau dan kekhawatiran terhadap prospek defisit fiskal telah membebani sentimen terhadap aset-aset AS dan turut menekan dolar.

“Perubahan rezim dolar AS mungkin tengah berlangsung dalam jangka panjang, setelah sebelumnya mencapai puncaknya,” ujar Ekonom Julius Baer, David Meier.

“Ketidakpastian kebijakan, kondisi fiskal yang tegang, dan beban utang eksternal yang besar di tengah defisit kembar menunjukkan bahwa pelemahan dolar menjadi jalur dengan hambatan paling rendah,” imbuhnya. (Aldo Fernando)

SHARE