Bursa Asia Melemah, Ikuti Jejak Wall Street usai Rilis Risalah Rapat The Fed
Bursa Asia-Pasifik cenderung melemah pada Kamis (4/1/2023), mengikuti memerahnya bursa AS Wall Street seiring investor mencerna risalah The Fed.
IDXChannel – Bursa saham Asia-Pasifik cenderung melemah pada Kamis (4/1/2023), mengikuti memerahnya bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street seiring investor mencerna rilis risalah rapat bank sentral Federal Reseve (The Fed).
Indeks Nikkei 225 Tokyo ambles 1,24 persen, seiring perdagangan dibuka kembali setelah libur Tahun Baru dan terjadinya gempa bumi dan insiden tabrakan di bandara Haneda Tokyo yang melibatkan Japan Airlines.
Indeks Hang Seng minus 0,63 persen, Shanghai Composite Index merosot 0,75 persen, KOSPI Korea Selatan terjungkal 0,99 persen, Sensex India melemah 0,75 persen, dan ASX 200 Australia tergelincir 0,30 persen.
Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,43 persen, kembali menembus level psikologis 7.300, tepatnya 7.306 per pukul 09.54 WIB.
Semalam, tiga indeks utama Wall Street ditutup di zona merah. Dow Jones tergerus 0,76 persen, S&P 500 Indeks 0,80 persen, dan Nasdaq 1,18 persen.
Investor saat ini mengamati data pekerjaan AS yang akan dirilis pada Jumat usai risalah pertemuan The Fed pada Desember lalu.
Para pejabat The Fed pada rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Desember menyimpulkan, dalam rilis pada Rabu (3/1), penurunan suku bunga kemungkinan besar terjadi pada 2024, meskipun dokumen tersebut tampaknya tidak memberikan petunjuk kapan hal itu akan terjadi.
Pada pertemuan Desember, FOMC yang menetapkan suku bunga bertahan di kisaran antara 5,25% dan 5,5%. Para anggota mengindikasikan, mereka memperkirakan pemangkasan sebesar tiga perempat poin persentase pada akhir 2024.
Namun, ringkasan pertemuan tersebut mencatat adanya tingkat ketidakpastian yang tinggi mengenai bagaimana, atau apakah hal tersebut akan terjadi.
“Secara keseluruhan, ini adalah pembaruan hawkish dari The Fed,” menurut Ian Lyngen dari BMO Capital Markets, meskipun, ucapnya dikutip Bloomberg, Kamis (4/1), “nada tersebut tampaknya tidak mendapat perhatian.” (ADF)