MARKET NEWS

Bursa Asia Melemah, Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi Bayangi Pasar

TIM RISET IDX CHANNEL 24/09/2025 10:25 WIB

Bursa saham Asia melemah pada Rabu (24/9/2205) seiring pelemahan di Wall Street.

Bursa Asia Melemah, Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi Bayangi Pasar. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia melemah pada Rabu (24/9/2205) seiring pelemahan di Wall Street, setelah pernyataan Ketua The Federal Reserve Jerome Powell tidak memberi banyak petunjuk mengenai arah suku bunga ke depan.

Sementara itu, data ekonomi memicu kekhawatiran perlambatan pertumbuhan.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,4 persen pada perdagangan pertengahan pagi, setelah bursa saham AS berakhir melemah sehari sebelumnya. Indeks S&P 500 terkoreksi 0,6 persen, penurunan harian terbesar dalam tiga pekan.

Saham Australia memimpin pelemahan kawasan dengan penurunan 1 persen, memperpanjang tekanan setelah data menunjukkan kenaikan harga konsumen pada Agustus yang lebih tinggi dari perkiraan. Kontrak berjangka saham AS tercatat mendatar.

“Dalam pidatonya, Powell menekankan bahwa ‘risiko inflasi dalam jangka pendek cenderung meningkat, sementara risiko pada lapangan kerja cenderung melemah’, yang menunjukkan tantangan The Fed menjaga keseimbangan mandat gandanya di situasi saat ini,” tulis analis Westpac dalam catatan riset.

Pasar saham Asia kini seolah jeda setelah mencapai level tertinggi empat tahun. Namun, bursa kawasan masih berada di jalur mencatat kinerja bulanan terbaik dalam setahun, didukung pelemahan dolar AS, reli saham teknologi regional, dan dimulainya kembali siklus pelonggaran kebijakan The Fed.

Indeks Nikkei Jepang melemah 0,5 persen setelah aktivitas sektor manufaktur pada September turun pada laju tercepat dalam enam bulan, dipicu penurunan pesanan baru yang berlanjut, menurut survei sektor swasta, Rabu.

Pelaku pasar meningkatkan ekspektasi terhadap pelonggaran lebih lanjut. Kontrak berjangka Fed funds menunjukkan peluang 93 persen adanya pemangkasan suku bunga pada pertemuan The Fed Oktober mendatang, naik dari 89,8 persen sehari sebelumnya.

Obligasi pemerintah AS diburu investor di seluruh tenor. Imbal hasil obligasi acuan 10 tahun turun ke 4,1061 persen dibandingkan penutupan AS 4,118 persen sehari sebelumnya. Imbal hasil obligasi 2 tahun, yang sensitif terhadap ekspektasi suku bunga Fed, turun ke 3,5673 persen dari 3,592 persen di AS.

Data ekonomi AS yang dirilis Selasa memperkuat kekhawatiran perlambatan. Indeks manajer pembelian (PMI) S&P Global menunjukkan aktivitas bisnis AS melambat dua bulan beruntun pada September.

“PMI S&P versi awal September lebih lemah, meski keduanya masih berada di area ekspansi dan dalam kisaran beberapa bulan terakhir,” kata analis Citi dalam riset.

Namun, mereka mencatat rincian data menunjukkan kelemahan yang lebih besar dibandingkan angka utama.

“Indeks harga output komposit turun ke level terendah sejak April. Sejumlah laporan menyebut perusahaan kesulitan meneruskan kenaikan biaya kepada konsumen karena lemahnya permintaan dan meningkatnya persaingan,” imbuh mereka. (Aldo Fernando)

>
SHARE