MARKET NEWS

Bursa Asia Melemah, Pasar Menanti Data AS dan Sinyal BOJ

TIM RISET IDX CHANNEL 18/11/2025 09:57 WIB

Bursa saham Asia melemah pada awal perdagangan Selasa (18/11/2025), seiring pelaku pasar menunggu rilis sejumlah data ekonomi penting Amerika Serikat (AS).

Bursa Asia Melemah, Pasar Menanti Data AS dan Sinyal BOJ. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia melemah pada awal perdagangan Selasa (18/11/2025), seiring pelaku pasar menunggu rilis sejumlah data ekonomi penting Amerika Serikat (AS) yang tertunda akibat penutupan pemerintahan.

Sementara, investor mulai mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) bulan depan.

Pelaku pasar menantikan data-data dari AS untuk membaca kondisi perekonomian terbesar di dunia, termasuk laporan tenaga kerja non-pertanian untuk September yang dijadwalkan rilis pada Kamis.

Fokus regional juga tertuju pada pertemuan antara Perdana Menteri Jepang yang baru, Sanae Takaichi, dengan Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda pukul 13.30 WIB, diskusi perdana sejak Takaichi dilantik bulan lalu.

“Ada minat besar terhadap hasil pertemuan tersebut, mengingat Takaichi dikenal mendukung kebijakan moneter dan fiskal yang longgar, sementara pasar menunggu kejelasan apakah dan kapan BOJ akan mengetatkan kebijakan dalam beberapa bulan mendatang,” tulis analis JBWere dalam riset Selasa, dikutip Reuters.

Ueda sebelumnya memberi sinyal kemungkinan kenaikan suku bunga paling cepat bulan depan. Namun Takaichi dan Menteri Keuangan Satsuki Katayama menegaskan preferensi agar suku bunga tetap rendah hingga inflasi mencapai target 2 persen secara berkelanjutan.

Indeks terluas MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,7 persen, sementara Nikkei Jepang melemah lebih dari 2 persen dan Topix tergerus 1,48 persen.

Shanghai Composite terdepresiasi 2,04 persen, Shanghai Composite turun 0,24 persen, dan Hang Seng Hong Kong merosot 0,91 persen. Demikian pula, saham KOSPI Korea Selatan melemah 1,80 persen dan ASX 200 Australia berkurang 1,65 persen.

Pelemahan awal di pasar saham Asia mengikuti tekanan lanjutan di Wall Street semalam, saat imbal hasil obligasi pemerintah AS bergerak turun tipis dan pasar bersiap dengan banjir rilis data ekonomi.

Laporan kinerja Nvidia pada Rabu juga menjadi sorotan, karena investor mencari tanda-tanda pelemahan di sektor semikonduktor yang selama beberapa bulan terakhir menjadi pendorong reli pasar saham.

Selama penutupan pemerintahan terpanjang dalam sejarah AS, pelaku pasar dihadapkan pada ketidakpastian mengenai apakah The Fed akan kembali menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan depan.

“Pasar saham global cenderung defensif menjelang rilis data tenaga kerja AS dan laporan keuangan perusahaan besar,” kata Kepala Ekonom William Buck di Sydney, Besa Deda.

“Laporan payroll diperkirakan memberi gambaran penting tentang kekuatan fundamental ekonomi AS dan akan membentuk ekspektasi langkah The Fed berikutnya. Pemangkasan suku bunga pada Desember belum pasti,” imbuh dia.

Deda menjelaskan, November membawa volatilitas yang lebih tinggi di pasar saham global. Tidak seperti Oktober, banyak indeks utama kini tertahan dan gagal mencetak rekor baru.

Investor kini menurunkan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed bulan depan, meski data sektor swasta terbaru menunjukkan pelemahan lanjutan ekonomi AS.

Pasar kini memperkirakan peluang sekitar 40 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember, turun dari lebih dari 60 persen pada awal bulan ini.

Di pasar valuta asing, dolar AS bergerak stabil. Indeks dolar (DXY), ukuran kekuatan dolar terhadap mata uang utama lain, naik 0,2 persen menjadi 99,545, mengakhiri pelemahan empat hari dan kembali ke level tertinggi dalam sepekan.

Dolar menguat hingga 0,1 persen terhadap yen ke 155,29, level terlemah yen sejak 4 Februari tahun ini.

Pergerakan yen belakangan ini memicu kekhawatiran di Jepang terkait dampaknya bagi perekonomian. Pada konferensi pers rutin Selasa, Menteri Keuangan Satsuki Katayama mengatakan ia ‘prihatin’ terhadap volatilitas mata uang tersebut. (Aldo Fernando)

SHARE