MARKET NEWS

Bursa Asia Melemah, Pasar Menanti Jackson Hole

TIM RISET IDX CHANNEL 20/08/2025 09:16 WIB

Bursa saham Asia cenderung melemah pada Rabu (20/8/2025), terbebani aksi jual di sektor teknologi di Wall Street.

Bursa Asia Melemah, Pasar Menanti Jackson Hole. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung melemah pada Rabu (20/8/2025), terbebani aksi jual di sektor teknologi di Wall Street. Sementara itu, dolar Amerika Serikat (AS) menguat menjelang pertemuan penting para bankir sentral akhir pekan ini.

Harga minyak sedikit menguat setelah sempat turun sehari sebelumnya. Penguatan terjadi seiring spekulasi bahwa pembicaraan mengenai kemungkinan kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina dapat membuka jalan bagi pelonggaran sanksi atas minyak mentah Rusia, sehingga meningkatkan pasokan global.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,47 persen. Nikkei 225 Jepang tergerus 1,70 persen, Hang Seng Hong Kong turun 0,50 persen, dan KOSPI jatuh 2,11 persen.

Berbeda, Shanghai Composite naik 0,12 persen, ASX 200 Australia mendaki 0,41 persen, dan STI Singapura naik 0,02 persen.

Kontrak berjangka (futures) saham Eropa dan Amerika Serikat juga bergerak melemah. EUROSTOXX 50 futures merosot 0,55 persen, DAX futures kehilangan 0,5 persen, dan FTSE futures melemah 0,14 persen. S&P 500 futures turun 0,2 persen, sementara Nasdaq futures terkoreksi 0,34 persen, memperpanjang pelemahan dari perdagangan sebelumnya.

“Indeks S&P 500 dan Nasdaq tertekan semalam karena investor melepas saham-saham teknologi berkapitalisasi besar dengan valuasi tinggi,” ujar analis pasar di IG, Tony Sycamore, dikutip Reuters.

Sentimen negatif juga dipicu kabar bahwa Nvidia dan AMD sepakat memberikan 15 persen pendapatan dari penjualan chip di China kepada pemerintah AS. Selain itu, beredar laporan bahwa pemerintah AS sedang mempertimbangkan untuk mengambil 10 persen saham di Intel.

Reuters juga melaporkan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick tengah mengkaji opsi pemerintah mengambil kepemilikan di perusahaan semikonduktor penerima dana CHIPS Act untuk membangun pabrik di AS.

“Perkembangan ini menandakan pemerintah AS bergerak ke arah yang lebih mengkhawatirkan dan semakin intervensionis,” kata Sycamore.

Bursa Asia lainnya juga berada di zona merah, dengan indeks Nikkei Jepang turun 1,2 persen dan indeks blue-chip CSI300 China melemah 0,5 persen.

Awal pekan ini, perhatian investor tertuju pada pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky serta sejumlah pemimpin Eropa mengenai perang Rusia-Ukraina.

Pertemuan itu berakhir tanpa terobosan berarti. Trump menyatakan AS akan membantu menjamin keamanan Ukraina dalam kesepakatan damai apa pun.

Pada Selasa, Trump menambahkan bahwa AS mungkin memberikan dukungan udara untuk Ukraina, namun menegaskan tidak akan mengerahkan pasukan darat.

“AS tidak serta-merta menanggung penuh jaminan keamanan bagi Ukraina, meski terbuka memberi dukungan tertentu. Masih banyak ketidakpastian dalam hal ini,” ujar Kepala Riset Makro Asia ex-Japan di Mizuho, Vishnu Varathan.

Harga minyak pulih setelah melemah pada sesi sebelumnya. Kontrak berjangka Brent naik 0,46 persen menjadi USD66,09 per barel, sementara minyak mentah WTI AS menguat 0,6 persen ke posisi USD62,72 per barel.

Menjelang Simposium Jackson Hole yang digelar The Fed Kansas City pada 21–23 Agustus, investor menanti pidato Ketua Fed Jerome Powell pada Jumat mendatang. Pasar akan mencermati pandangannya terkait prospek ekonomi dan arah kebijakan moneter.

Saat ini pelaku pasar hampir sepenuhnya memperkirakan ada pemangkasan suku bunga bulan depan. (Aldo Fernando)

SHARE