MARKET NEWS

Bursa Asia Melemah, Pasar Tunggu Sinyal The Fed dan Laporan Kinerja  

TIM RISET IDX CHANNEL 28/10/2025 09:25 WIB

Bursa saham Asia melemah pada Selasa (28/10/2025) setelah kenaikan tajam dalam beberapa hari terakhir.

Bursa Asia Melemah, Pasar Tunggu Sinyal The Fed dan Laporan Kinerja. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Bursa saham Asia melemah pada Selasa (28/10/2025) setelah kenaikan tajam dalam beberapa hari terakhir, seiring harapan meredanya ketegangan perdagangan global menjaga selera risiko investor tetap tinggi.

Reli saham teknologi juga berlanjut seiring pasar menantikan laporan keuangan sejumlah emiten besar pekan ini.

Beberapa bursa saham Asia juga sempat menembus rekor tertinggi dan kini wajar mengalami jeda. Indeks Nikkei turun 0,41 persen setelah melesat 2,5 persen pada Senin, didorong reli sektor teknologi yang telah mengangkat indeks hampir 27 persen sepanjang tahun ini.

Melansir dari Reuters, Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi bertemu Presiden AS Donald Trump di Tokyo untuk membahas kerja sama pertahanan, perdagangan, serta paket investasi senilai USD550 miliar yang disepakati awal tahun ini.

Di Korea Selatan, indeks KOSPI melemah 1,11 persen setelah naik 2,6 persen sehari sebelumnya. Sentimen pasar tetap positif berkat data yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga melampaui perkiraan, didukung konsumsi dan ekspor yang kuat.

Hang Seng Hong Kong juga tergerus 0,14 persen. Demikian pula, ASX 200 Australia yang melemah 0,38 persen.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,1 persen, sementara saham unggulan China nyaris tidak berubah. Kontrak berjangka EUROSTOXX 50 dan DAX stabil, demikian pula dengan S&P 500 dan Nasdaq.

Prospek penurunan biaya pinjaman di Amerika Serikat (AS) dan Kanada pekan ini menopang pasar obligasi.

Sementara, dolar AS cenderung stabil menanti seberapa dovish pernyataan Federal Reserve (The Fed) terkait prospek kebijakan ke depan.

“Yang awalnya merupakan kenaikan harga berbasis fundamental kini tampak digerakkan oleh antusiasme investor ritel,” ujar Kepala Ekonom Grup Capital Economics Neil Shearing.

Saham-saham teknologi kembali memimpin kenaikan di Wall Street. Saham Qualcomm melonjak 11 persen setelah perusahaan tersebut meluncurkan dua chip kecerdasan buatan baru untuk pusat data.

Investor menaruh ekspektasi tinggi terhadap ‘Magnificent Seven’— Microsoft, Alphabet, Apple, Amazon, Meta Platforms, dan lainnya — yang dijadwalkan merilis laporan keuangan pekan ini. Hasil yang kuat diperlukan untuk membenarkan valuasi mereka yang tinggi.

Dalam upaya memangkas biaya, Amazon berencana memotong hingga 30.000 posisi korporat mulai Selasa, menurut sumber Reuters.

Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun bertahan di 3,98 persen menjelang pertemuan The Fed pada Rabu. Penurunan suku bunga sebesar seperempat poin persentase sudah dianggap pasti, sementara perhatian utama tertuju pada apakah The Fed juga akan memberi sinyal pelonggaran lanjutan pada Desember.

Investor juga berharap The Fed mengakhiri pengurangan neraca keuangannya, atau yang dikenal sebagai quantitative tightening (QT).

Bank sentral Kanada juga diperkirakan menurunkan suku bunga pekan ini, sedangkan Bank Sentral Eropa dan Bank of Japan diperkirakan tetap menahan kebijakan.

Bank of Japan (BOJ) kemungkinan menilai apakah kondisi sudah memungkinkan untuk kembali menaikkan suku bunga seiring meredanya kekhawatiran resesi akibat tarif impor, meski faktor politik tampaknya masih membuat keputusan tersebut tertunda. (Aldo Fernando)

SHARE