Bursa Asia Melemah Tertekan Isu Geopolitik, Pasar Tunggu Keputusan The Fed
Bursa saham Asia melemah pada Rabu (22/10/2025), seiring investor mencermati perkembangan geopolitik global.
IDXChannel - Bursa saham Asia melemah pada Rabu (22/10/2025), seiring investor mencermati perkembangan geopolitik global.
Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,24 persen, sementara indeks Nikkei Jepang merosot 0,50 persen setelah sebelumnya mencatat dua hari penguatan beruntun karena ekspektasi stimulus fiskal yang lebih besar di bawah pemerintahan Perdana Menteri baru, Sanae Takaichi.
“Kami memperkirakan ‘Sanaenomics’ berdampak positif bagi pasar saham Jepang,” kata analis riset di Julius Baer, Louis Chua, dikutip Reuters.
Ia menilai peluang penguatan Nikkei masih terbuka, didukung oleh “dua dorongan utama, yakni reformasi korporasi dan kebijakan reflasi yang propertumbuhan di bawah kepemimpinan Takaichi.”
Di China, indeks saham unggulan CSI 300 turun 0,2 persen, sedangkan Hang Seng Index di Hong Kong melemah 0,42 persen.
Di Amerika Serikat (AS), futures Nasdaq turun 0,2 persen dan futures S&P 500 turun tipis 0,07 persen setelah sesi perdagangan campuran di Wall Street.
Di Eropa, futures EUROSTOXX 50 melemah 0,5 persen, futures FTSE turun 0,15 persen, dan futures DAX Jerman terkoreksi 0,26 persen.
Pertemuan yang direncanakan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin ditunda, sementara ketidakpastian masih menyelimuti kemungkinan pertemuan antara Trump dan Presiden China Xi Jinping.
Meski hubungan Washington dan Beijing belakangan menunjukkan nada lebih damai, Trump menambah ketidakpastian pada Selasa dengan mengatakan bahwa “mungkin pertemuan itu tidak akan terjadi.”
Di pasar mata uang, yen Jepang masih menanggung tekanan setelah melemah hampir 0,8 persen pada sesi sebelumnya menyusul kemenangan Takaichi, yang menurut investor dapat memperumit arah kebijakan suku bunga Bank of Japan (BOJ).
BOJ dijadwalkan menggelar rapat kebijakan pekan depan, dan bank sentral tersebut diperkirakan mempertahankan suku bunga tetap.
“Peluang kenaikan suku bunga pada Oktober sudah lama rendah,” tulis analis Morgan Stanley MUFG Securities dalam catatan risetnya.
Analis tersebut menambahkan, “Apakah Gubernur Kazuo Ueda akan memberikan sinyal positif halus dalam konferensi persnya, terutama dalam menilai dampak tarif AS terhadap ekonomi dan perusahaan Jepang, akan menjadi faktor penting dalam menilai kemungkinan kenaikan suku bunga pada rapat Desember mendatang.”
Sementara itu, Federal Reserve (The Fed) AS juga akan mengumumkan keputusan suku bunganya pekan depan. Pasar hampir sepenuhnya memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Namun, minimnya data ekonomi AS akibat penutupan pemerintahan membuat para pembuat kebijakan menghadapi situasi yang tidak ideal karena masih terbelah mengenai risiko mana yang perlu menjadi prioritas.
Trump pada Selasa juga menolak permintaan dari pimpinan Partai Demokrat untuk bertemu hingga penutupan pemerintahan AS yang telah berlangsung tiga pekan berakhir. (Aldo Fernando)