Bursa Asia Menguat di Awal Pekan, Semua Mata ke The Fed
Bursa saham Asia dibuka menguat pada Senin (15/9/2025), menjelang pekan yang diperkirakan penuh dinamika.
IDXChannel - Bursa saham Asia dibuka menguat pada Senin (15/9/2025), menjelang pekan yang diperkirakan penuh dinamika, termasuk langkah Bank Sentral AS (The Fed) yang hampir pasti melanjutkan siklus pelonggaran kebijakan.
Meski indeks Nikkei tutup, kontrak berjangkanya (futures) berada di 44.570, sedikit di bawah penutupan kas 44.768, setelah naik lebih dari 4 persen pekan lalu. Pasar Korea Selatan (KOSPI) menguat 0,4 persen ke rekor baru setelah melonjak hampir 6 persen pekan lalu berkat optimisme investor terhadap teknologi AI dan reformasi pasar domestik.
Shanghai Composite naik 0,09 persen, Hang Seng Hong Kong tumbuh 0,50 persen, STI Singapura terkerek 0,03 persen, dan CSI 300 China mendaki 0,90 persen.
Berbeda, ASX 200 Australia terkoreksi 0,28 persen.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun bertahan di 4,07 persen, setelah pekan lalu sempat menyentuh level terendah lima bulan di 3,994 persen menyusul sederet data ketenagakerjaan yang lemah yang memperkuat ekspektasi pelonggaran agresif The Fed.
Futures EUROSTOXX 50 naik 0,2 persen, sementara kontrak FTSE turun 0,2 persen dan DAX stagnan. Futures S&P 500 dan Nasdaq juga nyaris tidak berubah.
Mengutip Reuters, Bank of Canada juga diperkirakan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin minggu ini, sementara bank sentral China mungkin akan menurunkan salah satu suku bunga pasar di tengah lemahnya ekonomi.
Bank of Japan dan Bank of England juga akan menggelar pertemuan dan keduanya diperkirakan tetap menahan kebijakan.
Pasar telah sepenuhnya memperkirakan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin, sehingga suku bunga dana federal turun ke kisaran 4,0–4,25 persen, dengan kontrak berjangka hanya memberikan peluang 4 persen untuk pemangkasan 50 basis poin.
Sama pentingnya adalah proyeksi “dot plot” anggota The Fed dan panduan dari Ketua Jerome Powell mengenai sejauh mana dan secepat apa pelonggaran kebijakan selanjutnya.
Futures telah memasukkan ekspektasi penurunan total 125 basis poin, sehingga panduan yang kurang dovish berpotensi mengecewakan investor.
“Setelah memangkas suku bunga kebijakan 25 basis poin, Powell kemungkinan memberi sinyal serangkaian pemangkasan lebih lanjut, seraya mencatat bahwa risiko penurunan lapangan kerja semakin besar setelah data ketenagakerjaan terbaru yang lebih lemah,” kata Kepala Ekonom AS Citi Andrew Hollenhorst, yang memperkirakan penurunan suku bunga pada setiap lima pertemuan berikutnya.
“Kami memperkirakan median ‘dots’ mengisyaratkan pemangkasan suku bunga 75 basis poin tahun ini dan Powell akan menunjukkan bahwa pemangkasan suku bunga pada pertemuan mendatang sangat mungkin, mengingat perubahan keseimbangan risiko,” tuturnya.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump kembali melancarkan kritik terhadap bank sentral pada Minggu, menyebut Powell tidak kompeten dan merugikan pasar perumahan.
Rata-rata tiga bulan nonfarm payrolls (NFP) AS melambat ke 29.000, jauh di bawah tren 10 tahun sebesar 145.000 dan terlalu rendah untuk mencegah kenaikan tingkat pengangguran dari waktu ke waktu.
Data ekonomi AS yang akan dirilis pekan ini meliputi penjualan ritel, produksi industri, pembangunan perumahan, dan klaim pengangguran mingguan.
China akan merilis data penjualan ritel dan produksi industri pada Senin ini, dengan perkiraan menunjukkan hanya sedikit perbaikan pada kedua indikator tersebut. (Aldo Fernando)