Bursa Asia Menguat Didorong Optimisme AI
Bursa saham Asia menguat pada Senin (3/11/2025) seiring investor mencerna laporan laba perusahaan-perusahaan besar pekan lalu.
IDXChannel – Bursa saham Asia menguat pada Senin (3/11/2025) seiring investor mencerna laporan laba perusahaan-perusahaan besar pekan lalu yang menunjukkan belanja besar untuk kecerdasan buatan (AI).
Sementara, dolar tetap berada di dekat level tertinggi tiga bulan setelah komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve.
Investor masih memusatkan perhatian pada perkembangan pekan lalu, termasuk pertemuan bank sentral dan kesepakatan perdagangan AS-China berupa gencatan perdagangan satu tahun yang sesuai dengan ekspektasi umum. Namun, keraguan tetap ada apakah gencatan itu akan bertahan sepanjang durasinya.
Indeks MSCI yang melacak saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen menjadi 726,98, berada dekat dengan level tertinggi 4,5 tahun yang dicapai pekan lalu. Indeks ini naik lebih dari 27 persen sepanjang tahun ini, menuju pencapaian terbaik sejak 2017.
Pasar Jepang libur nasional sehingga tidak ada perdagangan obligasi kas, menyebabkan aktivitas di jam perdagangan Asia cenderung sepi.
Indeks Shanghai Composite terkerek 0,12 persen, Hang Seng Hong Kong mendaki 0,48 persen, KOSPI Korea Selatan terapresiasi 2,47 persen dan STI Singapura naik 0,46 persen.
Sejumlah presiden bank Federal Reserve (The Fed) pada Jumat lalu menyatakan ketidaknyamanan mereka terhadap keputusan bank sentral AS memangkas suku bunga, meski Gubernur Fed yang berpengaruh, Christopher Waller, berpendapat perlu ada pelonggaran kebijakan lebih lanjut untuk mendukung pasar tenaga kerja yang melemah.
Setelah pertemuan kebijakan moneter Oktober pekan lalu, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pemangkasan suku bunga pada pertemuan Desember tidak bisa dianggap pasti. Sebelumnya investor memperkirakan langkah itu hampir pasti dilakukan.
“Kami tetap berpendapat bahwa motivasi pemangkasan suku bunga konsisten dengan premis kami terhadap pelemahan dolar lebih lanjut: ekonomi AS tidak akan tampil lebih baik seperti sebelumnya,” tulis para ahli strategi Goldman Sachs dalam catatan, dikutip Reuters.
Goldman Sachs menambahkan, “Itu akan menyebabkan dolar melemah seiring waktu, mengingat titik awalnya yang kuat.”
Para trader kini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga Desember sebesar 68 persen, turun dari hampir kepastian pekan lalu sebelum pertemuan The Fed, di mana bank sentral memangkas suku bunga 25 basis poin seperti yang diperkirakan.
Dengan penutupan sebagian pemerintah AS yang diperkirakan berlangsung pekan ini, tidak akan ada data lowongan kerja maupun laporan nonfarm payroll (NFP). Penutupan pemerintah AS yang dimulai 1 Oktober ini kini menjadi yang kedua terlama setelah penutupan 2018-2019 yang berlangsung 35 hari.
“Fokus akan tertuju pada laporan tenaga kerja ADP dan komponen pekerjaan dalam ISM PMI untuk menilai kesehatan pasar tenaga kerja AS,” kata analis pasar di IG, Tony Sycamore.
Setelah laporan laba perusahaan-perusahaan besar yang beragam pekan lalu menunjukkan investor ingin melihat hasil dari belanja besar untuk infrastruktur AI, perhatian kini akan tertuju pada perusahaan teknologi yang melaporkan laba minggu ini.
Antusiasme terhadap AI telah mendorong pasar saham global, namun investor tetap berhati-hati terhadap potensi euforia berlebihan terkait tema ini dan ingin bukti bahwa investasi AI benar-benar membuahkan hasil. (Aldo Fernando)