MARKET NEWS

Bursa Asia Menguat, Nikkei Naik Lebih dari 1 Persen

TIM RISET IDX CHANNEL 12/12/2024 10:00 WIB

Bursa saham Asia naik pada perdagangan Kamis (12/12/2024), mengikuti reli di Wall Street setelah rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).

Bursa Asia Menguat, Nikkei Naik Lebih dari 1 Persen. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung naik pada perdagangan Kamis (12/12/2024), mengikuti reli di Wall Street setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) membuka peluang bagi Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga.

Menurut data pasar, pukul 09.53 WIB, indeks Nikkei 225 naik 1,45 persen, sementara Indeks Topix yang lebih luas naik 1,03. Saham di bursa Jepang mencatatkan kenaikan tertinggi dalam beberapa bulan terakhir,

Sementara itu, prospek kebijakan moneter Bank of Japan (BOJ) masih sangat tidak pasti, dengan pasar terbelah antara kemungkinan kenaikan suku bunga pada Desember atau Januari mendatang.

Selain Nikkei dan Topix, indeks Hang Seng Hong Kong juga tumbu 0,17 persen, STI Singapura terkerek 0,19 persen, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,36 persen.

Berbeda, Shanghai Composite terkoreksi 0,14 persen dan ASX 200 Australia melemah 0,16 persen.

Nasdaq Rekor

Di sisi lain, pada Rabu malam, Nasdaq Composite di Wall Street AS mencatat rekor baru dengan menembus level 20.000 untuk pertama kalinya, didorong oleh lonjakan saham teknologi utama setelah pasar mencermati data inflasi resmi.

Indeks Nasdaq yang didominasi saham teknologi meningkat 1,8 persen ke 20.034,9 pada Rabu. S&P 500 juga naik 0,8 persen ke 6.084,2, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 0,2 persen ke 44.148,6.

Sektor layanan komunikasi memimpin kenaikan, sementara sektor kesehatan mengalami penurunan terbesar.

Saham kelas A dan C Alphabet masing-masing naik 5,5 persen, menjadi salah satu penggerak terbaik di S&P 500 dan Nasdaq. Unit Google dari perusahaan teknologi tersebut meluncurkan versi pertama model AI terbaru mereka yang disebut Gemini 2.0.

Dalam berita ekonomi, indeks harga konsumen (CPI) AS naik 0,3 persen pada November, meningkat dari 0,2 persen dalam empat bulan sebelumnya, menurut laporan Biro Statistik Tenaga Kerja.

Secara tahunan, inflasi meningkat menjadi 2,7 persen dari 2,6 persen pada Oktober. Kedua angka tersebut sesuai dengan perkiraan dalam survei Bloomberg.

"Laporan CPI November memberikan bukti lebih lanjut bahwa kemajuan inflasi menjadi jauh lebih lambat, menunjukkan bahwa upaya Federal Reserve untuk mengembalikan inflasi ke 2 persen masih jauh dari selesai," kata TD Economics dalam sebuah catatan.

Pasar hampir sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pekan depan, berdasarkan alat CME FedWatch.

Laporan resmi harga produsen AS untuk November dijadwalkan dirilis pada Kamis. (Aldo Fernando)

SHARE