MARKET NEWS

Bursa Asia Menguat, Pasar Dibayangi Ketidakpastian Tarif AS

TIM RISET IDX CHANNEL 03/06/2025 09:40 WIB

Bursa saham Asia menguat pada Selasa (3/6/2025). Hal ini terjadi karena ketidakpastian kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS) membayangi pasar.

Bursa Asia Menguat, Pasar Dibayangi Ketidakpastian Tarif AS. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia menguat pada Selasa (3/6/2025). Hal ini terjadi karena ketidakpastian kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS) membayangi pasar, mendorong investor untuk lebih defensif menjelang sejumlah agenda penting pekan ini.

Di China, pasar daratan yang baru dibuka kembali usai libur panjang menunjukkan penguatan terbatas. Indeks blue-chip CSI300 naik 0,09 persen, sedangkan Indeks Shanghai Composite menguat 0,13 persen.

Sementara itu, Indeks Hang Seng Hong Kong melonjak lebih dari 1,11 persen, bangkit dari level terendah satu bulan yang tercatat pada Senin.

Nikkei 225 Jepang juga terkerek 0,17 persen dan Topix naik tipis 0,07 persen. Tidak hanya itu, ASX 200 Australia tumbuh 0,32 persen dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,05 persen.

Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan, dikutip dari Reuters, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping kemungkinan akan berbicara pekan ini. Pernyataan ini muncul hanya beberapa hari setelah Trump menuduh China melanggar kesepakatan untuk mengurangi tarif dan pembatasan perdagangan.

Percakapan antara kedua pemimpin ini akan menjadi sorotan pasar. Pelaku pasar ingin melihat apakah tekanan tarif yang menekan saham global dan dolar AS sepanjang tahun ini akan mereda atau justru semakin memanas seiring berlanjutnya ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Data pada Senin menunjukkan aktivitas manufaktur AS mengalami kontraksi untuk bulan ketiga berturut-turut pada Mei, dengan waktu pengiriman dari pemasok yang terpanjang dalam hampir tiga tahun akibat tarif.

“Data ISM Mei menunjukkan tekanan tarif mulai menggigit produsen, terlihat dari aktivitas yang melambat, waktu tunggu yang lebih lama, dan persediaan yang menurun,” kata ekonom di Wells Fargo.

Aktivitas pabrik China juga mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam delapan bulan pada Mei, menurut survei sektor swasta yang dirilis Selasa. Ini menandakan tarif AS mulai menekan produsen di China.

Situasi perdagangan global yang suram ini membuat kontrak berjangka saham AS terkoreksi pada awal sesi Asia, gagal mempertahankan kenaikan tipis yang terlihat di sesi kas Wall Street semalam. Kontrak berjangka (futures) Nasdaq dan S&P 500 masing-masing turun 0,2 persen. Sementara itu, kontrak berjangka EUROSTOXX 50 di Eropa naik 0,28 persen dan FTSE menguat 0,15 persen.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang berbalik arah dan terakhir naik 0,6 persen, sedangkan Nikkei Jepang naik 0,66 persen.

“Trump benar-benar memegang sentimen pasar di telapak tangannya lagi,” ujar analis pasar senior di City Index, Matt Simpson.

“Saya menduga kita akan mendengar komentar semacam ‘pembicaraan yang sangat baik’ atau sejenisnya,” katanya, merujuk pada panggilan telepon yang diharapkan antara Trump dan Xi.

“Namun kita perlu menunggu konfirmasi dari pihak China yang biasanya lebih lambat merespons. Sampai ada kepastian, pergerakan harga kemungkinan tidak stabil dan rentan pada sinyal palsu. Selain itu, tenggat waktu 4 Juni untuk kesepakatan perdagangan terbaik dari mitra dagang AS juga menjadi faktor yang patut diperhatikan,” tuturnya. (Aldo Fernando)

SHARE