Bursa Asia Menguat, Pasar Menanti Sinyal The Fed di Jackson Hole
Bursa saham Asia menguat pada Senin (18/8/2025) pagi, menjelang pekan yang diperkirakan penuh dinamika terkait kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS).
IDXChannel - Bursa saham Asia menguat pada Senin (18/8/2025) pagi, menjelang pekan yang diperkirakan penuh dinamika terkait kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, harga minyak tergelincir karena kekhawatiran terhadap pasokan dari Rusia mulai mereda.
Prospek biaya pinjaman global yang lebih rendah mendukung penguatan bursa saham, di mana indeks Nikkei Jepang naik 0,68 persen ke rekor tertinggi baru, sedangkan Topix terkerek 0,58 persen.
Indeks Shanghai Composite turut mendaki 0,44 persen, Hang Seng Hong Kong terapresiasi 0,40 persen, dan ASX 200 Australia tumbuh 0,25 persen.
Berbeda, KOSPI Korea Selatan melemah 1,15 persen dan ASX 200 Australia tergerus 0,45 persen.
Mengutip Reuters, Presiden AS Donald Trump kini tampak lebih sejalan dengan Moskow dalam mendorong kesepakatan damai di Ukraina, bukan sekadar gencatan senjata, setelah bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pada Jumat lalu.
Trump dijadwalkan bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan para pemimpin Eropa pada Senin untuk membahas langkah berikutnya, meski usulan konkret belum jelas.
Agenda ekonomi utama pekan ini adalah simposium tahunan The Fed di Jackson Hole, Kansas City, pada 21–23 Agustus. Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell akan menyampaikan pandangannya soal prospek ekonomi dan arah kebijakan moneter.
“Powell kemungkinan akan memberi sinyal bahwa risiko terkait mandat inflasi dan ketenagakerjaan mulai seimbang, membuka jalan bagi The Fed untuk mengembalikan suku bunga ke level netral,” ujar kepala ekonom Citi Research, Andrew Hollenhorst.
Namun, menurutnya, Powell tidak akan secara eksplisit memberi isyarat pemangkasan suku bunga pada September, sambil menunggu rilis data ketenagakerjaan dan inflasi Agustus.
“Bagi pasar, hal ini relatif netral karena sudah sepenuhnya memperhitungkan kemungkinan pemangkasan suku bunga di September,” imbuh Hollenhorst.
Pasar kini mengindikasikan sekitar 85 persen peluang adanya penurunan suku bunga seperempat poin dalam rapat The Fed pada 17 September, dengan kemungkinan penurunan lanjutan hingga Desember.
Sementara itu, kontrak berjangka (futures) Eurostoxx 50 naik 0,3 persen, FTSE menguat 0,2 persen, dan DAX juga naik 0,2 persen.
Di AS, kontrak berjangka S&P 500 bertambah 0,1 persen dan Nasdaq naik 0,2 persen, keduanya mendekati rekor tertinggi.
Sentimen ditopang oleh laporan kinerja yang solid, dengan laba per saham (EPS) perusahaan S&P 500 tumbuh 11 persen secara tahunan dan 58 persen perusahaan menaikkan panduan kinerja setahun penuh.
“Laporan keuangan tetap luar biasa bagi perusahaan teknologi raksasa,” kata analis Goldman Sachs.
“Meski Nvidia belum merilis kinerjanya, kelompok Magnificent 7 membukukan pertumbuhan EPS 26 persen pada kuartal II, atau 12 persen lebih tinggi dari perkiraan konsensus,” tuturnya.
Sejumlah laporan kinerja pekan ini, termasuk dari Home Depot, Target, Lowe’s, dan Walmart, akan memberi gambaran tentang kesehatan belanja konsumen.
Di pasar obligasi, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed menahan imbal hasil jangka pendek, sementara tenor panjang tertekan oleh risiko stagflasi dan defisit anggaran besar, sehingga menciptakan kurva imbal hasil paling curam sejak 2021. (Aldo Fernando)