MARKET NEWS

Bursa Asia Menguat, Pasar Mencerna Dampak Tarif Tinggi Trump

TIM RISET IDX CHANNEL 08/07/2025 09:06 WIB

Investor menimbang keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengumumkan tarif tinggi terhadap belasan mitra dagang, termasuk Jepang dan Korsel.

Bursa Asia Menguat, Pasar Mencerna Dampak Tarif Tinggi Trump. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa Asia cenderung menguat pada Selasa (8/7/2025). Investor menimbang keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengumumkan tarif tinggi terhadap belasan mitra dagang, termasuk Jepang dan Korea Selatan.

Menurut data pasar, pukul 08.56 WIB, Indeks Nikkei 225 menguat 0,06 persen. Trump mengumumkan bahwa Jepang akan dikenakan tarif 25 persen mulai 1 Agustus, memberikan ruang waktu lebih bagi proses negosiasi.

Tarif ini lebih rendah dibanding ancaman sebelumnya yang mencapai 35 persen, sehingga sedikit meredakan kekhawatiran investor.

Di sisi lain, mengutip Trading Economics, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menunjukkan sikap tegas. Dalam pernyataannya pada Minggu, ia menegaskan tidak akan dengan mudah berkompromi dalam pembicaraan dengan Washington.

Shanghai Composite juga terkerek 0,32 persen, Hang Seng Hong Kong meningkat 0,45 persen, dan KOSPI Korea Selatan mendaki 0,71 persen, serta STI Singapura bertambah 0,15 persen.

Berbeda, ASX 200 Australia turun 0,09 persen.

Melansir dari Reuters, Trump pada Senin mulai memberitahu para mitra dagang—mulai dari negara pemasok besar seperti Jepang dan Korea Selatan hingga negara-negara kecil—bahwa tarif AS yang jauh lebih tinggi akan berlaku mulai 1 Agustus. Langkah ini menandai babak baru dalam perang dagang yang ia luncurkan awal tahun ini.

Pengenaan tarif sebesar 25 persen atas semua barang impor dari Jepang dan Korea Selatan mengguncang Wall Street. Indeks S&P 500 mencatat penurunan terbesar dalam tiga pekan terakhir.

Sebanyak 14 negara telah menerima surat dari AS, termasuk negara eksportir kecil seperti Serbia, Thailand, dan Tunisia. Surat itu membuka peluang negosiasi lanjutan, namun di sisi lain juga mengingatkan bahwa setiap aksi balasan akan direspons dengan langkah serupa.

“Jika Anda memutuskan menaikkan tarif Anda, berapa pun besarannya, maka akan kami tambahkan ke tarif 25 persen yang kami kenakan,” kata Trump dalam surat kepada Jepang dan Korea Selatan yang diunggah di platform Truth Social miliknya.

Tarif baru ini mulai berlaku 1 Agustus dan tidak akan digabungkan dengan tarif sektor yang telah diumumkan sebelumnya, seperti tarif untuk mobil, baja, dan aluminium.

Artinya, misalnya, tarif untuk mobil asal Jepang tetap di angka 25 persen, bukan naik menjadi 50 persen akibat penambahan tarif baru, seperti yang sempat terjadi dalam beberapa kebijakan Trump sebelumnya.

Waktu terus berjalan bagi negara-negara untuk mencapai kesepakatan dagang dengan AS. Sejak Trump memulai perang dagang global pada April, pasar keuangan terus bergejolak dan para pengambil kebijakan di berbagai negara pun sibuk mencari cara untuk melindungi perekonomian mereka.

Para mitra dagang mendapat sedikit kelonggaran setelah Trump pada Senin menandatangani perintah eksekutif yang memperpanjang tenggat negosiasi dari Rabu menjadi 1 Agustus.

Ketika ditanya apakah tenggat ini bersifat mutlak, Trump menjawab, “Saya bilang ini tegas, tapi tidak seratus persen tegas. Jika mereka menelepon dan ingin menawarkan cara lain, kami akan terbuka untuk itu.”

Selama ini, dunia dibuat bertanya-tanya mengenai arah perundingan yang dijalankan Trump. Banyak negara berharap bisa terhindar dari tarif tinggi yang ia ancam akan diberlakukan.

Tarif untuk Korea Selatan tetap sama seperti yang diumumkan sebelumnya, sementara tarif untuk Jepang naik 1 poin dari yang diumumkan pada 2 April. Sepekan setelah pengumuman itu, Trump sempat menetapkan batas sementara semua tarif timbal balik di angka 10 persen hingga tenggat Rabu ini. Hingga kini, baru dua kesepakatan yang tercapai, yakni dengan Inggris dan Vietnam.

Wakil presiden Asia Society Policy Institute, Wendy Cutler, menyebut keputusan Trump menaikkan tarif terhadap dua sekutu dekat AS ini disayangkan. Namun, menurutnya, masih ada peluang untuk terobosan baru dalam negosiasi.

“Meski kabar ini mengecewakan, bukan berarti semuanya berakhir,” kata Cutler.

Trump juga mengumumkan AS akan mengenakan tarif 25 persen terhadap barang dari Tunisia, Malaysia, dan Kazakhstan; 30 persen untuk Afrika Selatan, Bosnia & Herzegovina; 32 persen untuk Indonesia; 35 persen untuk Serbia dan Bangladesh; 36 persen untuk Kamboja dan Thailand; serta 40 persen untuk Laos dan Myanmar.

Korea Selatan menyatakan akan meningkatkan intensitas negosiasi dagang dengan AS dan menilai rencana terbaru Trump ini sebagai perpanjangan masa tenggang untuk penerapan tarif timbal balik.

“Kami akan mempercepat negosiasi selama masa tersisa demi mencapai hasil yang saling menguntungkan, sehingga ketidakpastian tarif dapat segera teratasi,” kata Kementerian Perindustrian Korea Selatan.

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menilai tarif 30 persen dari AS itu tidak adil, mengingat 77 persen barang AS masuk ke negaranya tanpa dikenai tarif. Juru bicara Ramaphosa menyatakan pemerintahnya akan terus berdialog dengan AS.

Sementara itu, Kedutaan Besar Jepang di Washington belum memberikan tanggapan.

Wall Street Merah

Saham-saham di Wall Street langsung melemah akibat kebijakan ini. Langkah Trump kembali memicu gejolak pasar dan membuat para pengambil kebijakan waspada menjaga ekonomi masing-masing.

Pasar saham AS sebelumnya sempat mendekati zona bearish akibat rentetan pengumuman tarif sejak awal musim semi, tetapi kemudian kembali menguat ke rekor tertinggi setelah Trump menangguhkan tarif paling berat pada 9 April lalu.

Indeks S&P 500 ditutup melemah sekitar 0,8 persen. Saham perusahaan otomotif Jepang yang tercatat di AS ikut tertekan, dengan Toyota Motor turun 4 persen dan Honda Motor turun 3,9 persen. Dolar AS juga melonjak terhadap yen Jepang dan won Korea Selatan.

“Pembahasan tarif benar-benar membuat pasar kehilangan tenaga,” ujar kepala ekonom Annex Wealth Management, Brian Jacobsen.

Ia menambahkan, sebagian besar tarif yang diumumkan telah dibulatkan ke bawah, sementara isi surat-surat Trump lebih menyerupai tawaran ‘ambil atau tinggalkan’.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent sebelumnya menyatakan, akan ada sejumlah pengumuman dagang dalam 48 jam ke depan, dan ia menerima banyak tawaran dari negara-negara yang berusaha mencapai kesepakatan di menit-menit terakhir. (Aldo Fernando)

>
SHARE