Bursa Asia Menguat, Pasar Waspada soal Independensi The Fed dan Laporan Nvidia
Bursa saham Asia menguat pada Rabu (27/8/2025), menjelang rilis laporan keuangan Nvidia (NVDA) yang akan menjadi penentu arah sentimen risiko jangka pendek.
IDXChannel - Bursa saham Asia menguat pada Rabu (27/8/2025), menjelang rilis laporan keuangan Nvidia (NVDA) yang akan menjadi penentu arah sentimen risiko jangka pendek.
Sementara itu, dolar AS melemah karena investor cemas terhadap serangan atas independensi Federal Reserve (The Fed).
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen, indeks Nikkei Jepang meningkat 0,34 persen, sementara bursa Taiwan menguat 0,6 persen.
Saham unggulan China naik 0,53 persen, mendekati level tertinggi tiga tahun yang sempat disentuh awal pekan ini. Bursa China sendiri belakangan terus reli, dengan Shanghai terkerek 0,10 persen, ditopang sektor teknologi.
Indeks Hang Seng Hong Kong juga bertambah 0,17 persen, diikuti ASX 200 Australia yang tumbuh 0,13 persen.
Kurva imbal hasil obligasi AS terus menanjak sejak Presiden Donald Trump pada Senin memerintahkan pemecatan Gubernur The Fed Lisa Cook.
Langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya ini berpotensi menimbulkan sengketa hukum, setelah kuasa hukum Cook menyatakan akan menggugat untuk mencegah pemberhentian tersebut.
“The Fed mengatakan akan mematuhi putusan pengadilan terkait Lisa Cook, tetapi kenyataannya bank sentral dalam posisi sulit,” ujar Kepala Strategi Suku Bunga Asia Pasifik TD Securities, Prashant Newnaha, dikutip Reuters.
“Jika pengadilan memenangkan Trump, maka ini berpotensi menempatkan Ketua The Fed Jerome Powell dalam risiko diberhentikan, karena dianggap membiarkan seseorang yang bukan pejabat The Fed mengambil keputusan atas nama Dewan Gubernur,” imbuh Newnaha.
Imbal hasil obligasi tenor pendek turun lebih dalam dibanding tenor panjang, membuat kurva semakin menanjak.
Imbal hasil surat utang AS tenor dua tahun, yang sensitif terhadap ekspektasi suku bunga, turun ke level terendah sejak Mei di 3,654 persen pada perdagangan Asia pagi ini. Sementara itu, imbal hasil obligasi tenor 30 tahun naik 1,5 basis poin ke 4,923 persen.
Trump berulang kali mengkritik Powell dan jajaran The Fed karena tidak memangkas suku bunga. Pernyataan Powell pekan lalu dianggap pasar sebagai sinyal bahwa pemangkasan bisa segera dilakukan.
Kondisi ini mendorong investor bertaruh pemangkasan terjadi bulan depan. Saat ini pelaku pasar memperkirakan peluang 84 persen The Fed menurunkan suku bunga pada September, dengan proyeksi lebih dari 100 basis poin pemangkasan hingga Juni tahun depan.
“Pasar mengantisipasi skenario di mana Trump memegang mayoritas kursi Dewan Gubernur, yang bisa membuka jalan bagi pemangkasan lebih cepat dan lebih besar,” ujar Newnaha.
Setelah sempat anjlok tajam usai komentar Trump, dolar AS masih berada di dekat level terendah. Euro berada di USD1,1636, sementara yen stabil di 147,6 per dolar.
“Saya kira investor kini lebih fokus pada rilis data ketenagakerjaan dan apa artinya bagi peluang pemangkasan September. Harapannya, pemangkasan tetap terjadi tanpa diiringi pelemahan tajam pasar tenaga kerja,” kata Kepala Strategi Investasi APAC di Legal and General Investment Management, Ben Bennett.
“Hal itu bisa menjaga sentimen investor tetap kuat. Hasil kinerja Nvidia malam ini juga akan sangat menentukan arah pasar dalam waktu dekat,” tuturnya.
Data opsi menunjukkan pelaku pasar memperkirakan potensi pergerakan nilai Nvidia hingga USD260 miliar setelah laporan keuangan dirilis. Bisnis Nvidia di China akan menjadi sorotan, menyusul kesepakatan pembagian keuntungan yang tidak biasa dengan pemerintahan Trump.
Di tengah perang dagang AS–China, masa depan bisnis Nvidia di China bergantung pada hasil perundingan tarif dan pembatasan perdagangan chip. Kondisi ini membuat investor enggan mengambil posisi besar. (Aldo Fernando)