Bursa Asia Menguat Seiring Meredanya Perang Dagang, Nikkei Cetak Rekor
Bursa saham Asia menguat pada Selasa (21/10/2025) seiring meredanya ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia yang mendorong selera risiko investor.
IDXChannel - Bursa saham Asia menguat pada Selasa (21/10/2025) seiring meredanya ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia yang mendorong selera risiko investor.
Sementara itu, hampir pastinya Sanae Takaichi menjadi Perdana Menteri Jepang berikutnya mengangkat indeks Nikkei ke rekor tertinggi.
Melansir dari Reuters, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan dirinya optimistis dapat mencapai kesepakatan dagang yang adil dengan Presiden China Xi Jinping dan meremehkan risiko benturan terkait isu Taiwan.
Ketegangan dagang antara AS dan China telah membebani pasar dalam beberapa pekan terakhir. Kini perhatian investor tertuju pada rencana pertemuan Trump dan Xi di sela konferensi ekonomi di Korea Selatan pekan depan.
Harapan yang masih tersisa akan tercapainya solusi mendorong sentimen positif di pasar. Indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang menyentuh level tertinggi dalam empat setengah tahun dan terakhir naik 0,94 persen. Indeks CSI 300 China naik 1,42 persen, sedangkan indeks Hang Seng di Hong Kong menguat 1,78 persen pada awal perdagangan.
AS 200 Australia melonjak 0,78 persen setelah investor memburu saham perusahaan logam tanah jarang dan mineral kritis, menyusul kesepakatan pasokan yang ditandatangani negara tersebut dengan AS.
Indeks Nikkei Jepang naik 1,42 persen ke rekor tertinggi dan mendekati tonggak 50.000 poin menjelang pemungutan suara parlemen yang diperkirakan mengukuhkan Takaichi—yang dikenal berpandangan longgar secara fiskal—sebagai perdana menteri berikutnya.
Sentimen investor sempat terpukul pekan lalu akibat sejumlah kredit bermasalah di bank regional AS yang memunculkan kekhawatiran risiko kredit dan potensi dampaknya terhadap pasar secara luas. Penutupan sebagian aktivitas pemerintahan AS yang berkepanjangan juga sempat menekan aset berisiko.
Namun, sejauh pekan ini investor mengabaikan kekhawatiran tersebut dan kembali membeli saham yang sempat terkoreksi, dengan fokus pada laporan keuangan beberapa perusahaan besar serta keyakinan bahwa ketegangan dagang akan mereda.
“Pasar berhasil melompati tembok kekhawatiran dengan mudah, berkat suntikan modal baru ke aset berisiko dan napas segar bagi pasar,” ujar Kepala Riset Pepperstone Chris Weston.
Ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga dalam dua pertemuan mendatang, serta pernyataan penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett bahwa penutupan pemerintahan kemungkinan berakhir pekan ini, turut mengangkat semangat pasar.
Reli luas di Wall Street membuat ketiga indeks saham utama AS ditutup tajam lebih tinggi, dengan saham-saham semikonduktor mencetak rekor baru.
Analis saat ini memperkirakan pertumbuhan laba kuartal III-2025 S&P 500 secara agregat mencapai 9,3 persen secara tahunan, naik dari proyeksi sebelumnya sebesar 8,8 persen per 1 Oktober. (Aldo Fernando)