Bursa Asia Menguat, Tersengat Kenaikan di Wall Street AS
Bursa saham Asia naik pada Selasa (3/12/2024), mendapatkan sentimen positif dari Wall Street, di mana S&P 500 dan Nasdaq Composite mencetak rekor baru.
IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung naik pada Selasa (3/12/2024), mendapatkan sentimen positif dari Wall Street, di mana S&P 500 dan Nasdaq Composite mencetak rekor tertinggi baru berkat kinerja kuat perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS).
Menurut data pasar, pukul 09.40 WIB, Indeks Nikkei 225 terapresiasi 1,68 persen, sedangkan Indeks Topix menguat 1,37 persen. Lonjakan ini dipimpin oleh saham teknologi, melanjutkan tren positif dari sesi sebelumnya.
Investor pasar saham Jepang juga mencermati pergerakan yen yang terus menguat.
Selain itu, KOSPI Korea Selatan juga mendaki 1,52 persen, ASX 200 Australia tumbuh 0,66 persen, dan STI Index Singapura terkerek 1,26 persen.
Berbeda, Shanghai Composite melemah 0,14 persen dan Hang Seng Hong Kong tergerus 0,78 persen.
Wall Street Hijau
Indeks Nasdaq, yang berbasis teknologi, naik 1 persen menjadi 19.404, sedangkan S&P 500 naik 0,2 persen ke 6.047,2.
Namun, Dow Jones Industrial Average melemah 0,3 persen ke 44.782. Sektor komunikasi memimpin kenaikan, sementara sektor utilitas mengalami penurunan terbesar.
Data ekonomi menunjukkan, kontraksi sektor manufaktur AS membaik melebihi ekspektasi pada November, berdasarkan survei dari Institute for Supply Management (ISM) dan S&P Global.
ISM mencatat kenaikan indeks PMI manufaktur, meski BMO Capital Markets menilai aktivitas pabrik tetap lemah hingga suku bunga turun secara signifikan.
Gubernur Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) Christopher Waller menyatakan kecenderungan untuk memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan mendatang, kecuali ada data ekonomi yang mengejutkan.
Ia menambahkan, kebijakan yang tetap ketat memberi ruang untuk memperlambat laju pemotongan suku bunga jika diperlukan untuk mendukung target inflasi.
Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic menyebut jalan menuju inflasi 2 persen masih berliku, tetapi berkelanjutan, di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi dan pasar tenaga kerja.
Menurut CME FedWatch, probabilitas penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada 18 Desember naik menjadi 75 persen pada Senin, dibandingkan 66 persen pada Jumat sebelumnya.
Imbal hasil (yield) obligasi AS bertenor dua tahun naik 1,2 basis poin menjadi 4,19 persen, sementara tenor 10 tahun relatif stabil di 4,2 persen. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.