MARKET NEWS

Bursa Asia Merosot, Sentimen AI dan Wall Street Jadi Beban

TIM RISET IDX CHANNEL 18/12/2025 09:26 WIB

Bursa saham Asia merosot pada Kamis (18/12/2025), mengikuti aksi jual di Wall Street yang dipicu kekhawatiran valuasi saham yang sudah tinggi.

Bursa Asia Merosot, Sentimen AI dan Wall Street Jadi Beban. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Bursa saham Asia merosot pada Kamis (18/12/2025), mengikuti aksi jual di Wall Street yang dipicu kekhawatiran valuasi saham yang sudah tinggi serta belanja agresif di sektor kecerdasan buatan (AI).

Indeks saham Jepang melemah pagi ini. Nikkei 225 turun sekitar 1,19 persen, sementara Topix yang lebih luas terkoreksi 0,44 persen per pukul 09.45 WIB.

Mengutip Trading Economics, sentimen negatif juga datang dari laporan bahwa Blue Owl Capital, investor utama Oracle, menarik pendanaan dari salah satu proyek pusat data perusahaan tersebut. Kabar ini menekan sentimen saham teknologi secara global.

Dari dalam Negeri Sakura, pelaku pasar cenderung berhati-hati menjelang rapat kebijakan Bank of Japan (BOJ) selama dua hari. 

Bank sentral Jepang tersebut secara luas diperkirakan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 0,75 persen.

Saham teknologi dan emiten terkait AI Jepang memimpin pelemahan. SoftBank Group turun 3,7 persen, Fujikura melemah 3,1 persen, Advantest turun 3,2 persen, Lasertec terkoreksi 2,9 persen, dan Tokyo Electron melemah 2,6 persen.

Selain pasar Jepang, indeks Hang Seng Hong Kong juga terbenam 0,69 persen, KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 1,19 persen, Shanghai Composite minus 0,05 persen.

Demikian pula, ASX 200 Australia berkurang 0,29 persen dan STI Singapura melemah 0,19 persen.

Pasar Global Merah

Tekanan di pasar saham juga terjadi secara global. Indeks saham dunia MSCI melemah pada Rabu, terbebani penurunan saham teknologi Amerika Serikat (AS).

Di sisi lain, harga perak mencetak rekor tertinggi, sementara emas naik untuk hari ketujuh berturut-turut. 

Kenaikan aset aman ini didorong oleh kembali menguatnya harapan pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed), serta langkah terbaru Presiden AS Donald Trump terkait Venezuela yang memicu permintaan aset safe haven.

Di Wall Street, saham teknologi menekan kinerja S&P 500 di tengah kekhawatiran terbaru akan potensi gelembung AI. 

Saham raksasa chip AI Nvidia menjadi penekan terbesar setelah ditutup turun 3,8 persen. 

Reuters melaporkan bahwa Alphabet, induk Google, tengah mengembangkan upaya untuk menggerus keunggulan perangkat lunak Nvidia.

Sementara itu, saham Oracle ditutup jatuh 5,4 persen, meski perusahaan berupaya menenangkan investor dengan menyatakan bahwa pembicaraan mengenai kesepakatan ekuitas untuk mendukung proyek pusat data masih berjalan sesuai rencana dan tidak melibatkan Blue Owl Capital, menyusul laporan negosiasi yang sempat tersendat antara kedua pihak.

“Terlihat ada kelelahan nyata di pasar terhadap narasi tunggal infrastruktur AI. Isu sirkularitas pendapatan, rasionalisasi belanja modal, serta kenyataan bahwa tidak semua pemain bisa menang sekaligus mulai lebih diterima oleh pasar,” ujar chief investment officer di Bahnsen Group, David Bahnsen.

Senada, Ross Mayfield, investment strategist di Baird Private Wealth Management, menyebut mulai muncul kecemasan yang merambat terkait perdagangan AI.

Pada penutupan perdagangan Rabu, Dow Jones Industrial Average turun 0,47 persen ke level 47.885,97. 

S&P 500 melemah 1,16 persen ke 6.721,43, sementara Nasdaq Composite anjlok 1,81 persen ke 22.693,32. Indeks saham global MSCI All-Country World Index terkoreksi 0,81 persen ke level 994,69. (Aldo Fernando)

SHARE