Bursa Asia: Nikkei Jepang Turun Jelang Keputusan BOJ
Bursa saham Asia bergerak beragam pada lanjutan sesi I, Rabu (31/7/2024) seiring pasar menantikan keputusan kebijakan moneter Bank Sentral Jepang (BOJ).
IDXChannel – Bursa saham Asia bergerak beragam pada lanjutan sesi I, Rabu (31/7/2024) seiring pasar menantikan keputusan kebijakan moneter Bank Sentral Jepang (BOJ).
Menurut data pasar, pukul 10.10 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang melemah 0,41 persen.
Pada pertemuan dua hari ini, BOJ diperkirakan akan mengumumkan rencana untuk mengurangi pembelian obligasi secara bertahap dalam waktu 1,5 hingga dua tahun, sesuai dengan perkiraan pasar. Namun, fokus utama adalah apakah BOJ akan menaikkan suku bunga, dengan beberapa laporan media Jepang mengindikasikan kemungkinan tersebut.
Berbeda, Hang Seng Hong Kong naik 1,57 persen, Shanghai Composite tumbuh 1,33 persen, Straits Times Index Singapura terapresiasi 0,15 persen.
Kemudian, KOSPI Korea Selatan (Korsel) tumbuh 0,43 persen dan ASX 200 Australia mendaki 1,20 persen
Sementara itu, bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga. Namun, para investor akan memantau apakah bank sentral tersebut akan memberikan sinyal untuk pemotongan suku bunga pada September.
Pasar saat ini memperkirakan adanya pemotongan sebesar 25 basis poin (bps) pada September, dengan total pemotongan 68 basis poin selama 2024.
Indeks dolar AS tercatat turun 1,36 persen sepanjang Juli, meskipun beberapa analis memperkirakan The Fed akan tetap berhati-hati mengingat kondisi pasar tenaga kerja yang masih ketat.
Di tengah situasi ini, ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah, termasuk klaim pemerintah Israel bahwa mereka telah membunuh komandan senior Hezbollah dalam serangan udara di Beirut, turut menambah ketidakpastian pasar. Sentimen investor tetap waspada terhadap perkembangan ini.
Dari Wall Street, dua raksasa teknologi, Microsoft dan AMD, menunjukkan perbedaan dalam prospek investasi di sektor AI. Saham Microsoft turun karena hasil labanya mengecewakan, sementara saham AMD melonjak setelah melaporkan pendapatan yang kuat.
Hal ini mencerminkan kekhawatiran bahwa investasi besar-besaran di industri kecerdasan buatan alias AI mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk memberikan hasil yang signifikan. (Aldo Fernando)