MARKET NEWS

Bursa Asia Reli usai Trump Umumkan Gencatan Senjata Iran–Israel

TIM RISET IDX CHANNEL 24/06/2025 09:40 WIB

Bursa saham Asia rebound pada Selasa (24/6/2025), setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut Iran dan Israel telah sepakat melakukan

Bursa Asia Reli usai Trump Umumkan Gencatan Senjata Iran–Israel. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Bursa saham Asia rebound signifikan pada Selasa (24/6/2025), setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut Iran dan Israel telah sepakat melakukan gencatan senjata.

Pernyataan ini menenangkan kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak dan membuat harga minyak anjlok tajam.

Dalam unggahannya di platform Truth Social, dikutip dari Reuters, Trump menyiratkan bahwa gencatan senjata akan berlaku dalam 12 jam. Setelah itu, perang antara kedua negara dianggap “berakhir”.

Belum ada komentar langsung dari pihak Israel. Seorang pejabat Iran sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa Teheran menyetujui gencatan senjata. Namun, Menteri Luar Negeri Iran menyatakan tidak akan ada penghentian serangan kecuali Israel menghentikan serangannya terlebih dahulu.

Harga minyak turun lebih dari 3 persen, setelah sehari sebelumnya merosot 9 persen ketika Iran hanya memberikan balasan simbolis terhadap pangkalan AS — serangan yang tidak menimbulkan dampak berarti dan mengisyaratkan bahwa Iran tidak akan melanjutkan eskalasi untuk saat ini.

Dengan ancaman langsung terhadap jalur pelayaran vital Selat Hormuz yang tampaknya telah mereda, harga minyak mentah AS kembali melemah 3,4 persen ke USD66,15 per barel — terendah sejak 11 Juni.

“Karena pasar kini melihat risiko eskalasi telah berakhir, perhatian kemungkinan akan bergeser ke tenggat tarif yang semakin dekat dalam dua minggu ke depan,” kata ahli strategi suku bunga senior Asia-Pasifik di TD Securities, Prashant Newnaha.

“Kami memperkirakan penyelesaian konflik Timur Tengah yang lebih cepat dari dugaan ini akan mendorong harapan penyelesaian yang lebih cepat pula dalam isu tarif dan kesepakatan dagang,” ujarnya.

Aset berisiko menguat, dengan kontrak berjangka S&P 500 naik 0,6 persen dan Nasdaq berjangka menguat 0,9 persen. Kontrak berjangka Eurostoxx 50 melonjak 1,3 persen dan FTSE futures naik 0,4 persen.

Indeks saham Asia-Pasifik di luar Jepang versi MSCI melonjak 1,8 persen, sementara indeks Nikkei Jepang menguat 1,09 persen.

Dua sumber Reuters menyebutkan bahwa negosiator tarif Jepang, Ryosei Akazawa, tengah mengatur kunjungan ketujuhnya ke AS pada 26 Juni, dengan tujuan mengakhiri tarif yang membebani ekonomi Jepang.

Saham-saham unggulan China naik 1,14 persen, sementara indeks Hang Seng Hong Kong menguat 1,73 persen.

“Pasar sebelumnya sangat terlindungi dari tail-risk [peristiwa risiko ekstrem]. Namun dari tindakan dan pernyataan yang muncul, terlihat bahwa risiko tersebut tampaknya tidak terjadi dan kecil kemungkinan akan terjadi,” kata Chris Weston, Kepala Riset di Pepperstone.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik 2 basis poin ke 4,35 persen, setelah sebelumnya turun 5 bps karena pernyataan Wakil Ketua Federal Reserve (The Fed) di Bidang Pengawasan, Michelle Bowman, yang mengatakan, waktu untuk memangkas suku bunga semakin dekat karena risiko terhadap pasar tenaga kerja mulai meningkat.

Ketua The Fed, Jerome Powell, dijadwalkan memberikan pernyataan di hadapan Kongres pada Selasa, dan sejauh ini bersikap lebih hati-hati dalam hal kemungkinan pelonggaran dalam waktu dekat.

Pasar masih memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga pada pertemuan The Fed berikutnya pada 30 Juli hanya sekitar 22 persen. (Aldo Fernando)

>

SHARE