Bursa Asia Sebagian Besar Hijau, Penurunan Rating Kredit AS Jadi Perhatian
Bursa saham Asia sebagian besar dibuka beragam (mixed) pada perdagangan awal pekan, Senin (13/11/2023).
IDXChannel - Bursa saham Asia sebagian besar dibuka beragam (mixed) pada perdagangan awal pekan, Senin (13/11/2023).
Di Jepang, indeks Nikkei 225 mengalami kenaikan 0,55 persen, sementara indeks TOPIX naik 0,32 persen pada pukul 09.39 WIB. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga dibuka menguat 0,28 persen pada 09.00 WIB.
Di pasar China, Indeks Shanghai Composite turun 0,13 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,49 persen. Indeks ASX 200 di bursa Australia melemah 0,13 persen. Sedangkan, indeks KOSPI di Korea Selatan menguattipis 0,073 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)
Pada pekan lalu, bursa Asia mayoritas juga mengalami penurunan dengan Hang Seng turun paling tajam sebesar 3,73 persen. Sementara Nikkei 225 turun 0,76 persen dalam sepekan terakhir.
Penurunan indeks Hang Seng didukung oleh data ekonomi China yang mengecewakan. Indeks harga konsumen China turun sebesar 0,2 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Oktober 2023.
Penurunan ini lebih buruk dari perkiraan penurunan sebesar 0,1 persen dan tingkat suku bunga tetap tak berubah yang menandakan bahwa perekonomian terbesar kedua di dunia ini telah kembali ke mode deflasi.
Sementara indeks Shanghai Composite tertekan karena adanya aksi jual investor di pasar global yang didorong oleh kenaikan imbal hasil Treasury dan pernyataan hawkish dari Ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell.
Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut mengatakan bahwa The Fed “tidak yakin” bahwa pengaturan moneter cukup ketat untuk mencapai target inflasi 2 persen secara berkelanjutan.
Indeks Nikkei 225 hari ini naik mencapai level tertinggi tujuh minggu di atas 32.700 karena investor bereaksi terhadap data yang menunjukkan inflasi produsen di Jepang melambat selama sepuluh bulan berturut-turut di bulan Oktober.
Pasar juga menantikan laporan produk domestik bruto (PDB) Jepang pada Rabu mendatang dan angka perdagangan pada Kamis untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai perekonomian negeri Sakura.
Sementara itu, investor tetap berhati-hati menyusul penurunan prospek peringkat kredit AS karena kekhawatiran terhadap meningkatnya defisit fiskal dan kebuntuan politik meningkat.
Dalam rilis terbaru, peringkat kredit Standard & Poor's untuk AS berada pada level AA+ dengan prospek stabil.
Sementara, Moody's menetapkan peringkat kredit AS pada level Aaa dengan prospek negatif. Peringkat kredit Fitch untuk AS terakhir dilaporkan pada AA+ dengan prospek stabil.
Lebih lanjut, peringkat kredit DBRS untuk AS terakhir dilaporkan pada level AAA dengan prospek stabil.
Secara umum, peringkat kredit digunakan untuk mengukur kelayakan kredit AS sehingga berdampak besar pada biaya pinjaman negara tersebut.
Merespon hal ini, indeks dolar AS sedikit berubah di sekitar 105,8 pada perdagangan hari ini setelah Moody's menurunkan prospek peringkat kredit AS dari stabil menjadi negatif.
“Tanpa langkah-langkah kebijakan fiskal yang efektif untuk mengurangi pengeluaran pemerintah atau meningkatkan pendapatan dalam kondisi suku bunga tinggi, defisit fiskal AS akan tetap sangat besar, sehingga secara signifikan melemahkan keterjangkauan utang,” tulis Moody’s. (ADF)