Bursa Asia sebagian Besar Merah, Hang Seng Pimpin Penurunan
Bursa Asia dibuka sebagian besar merah pada perdagangan Selasa (21/5/2024) pasca rilis sejumlah data ekonomi.
IDXChannel - Bursa Asia dibuka sebagian besar merah pada perdagangan Selasa (21/5/2024) pasca rilis sejumlah data ekonomi.
Saham-saham di China, Hong Kong, Australia, Korea Selatan kompak melemah. Sementara bursa Jepang menghijau.
Pada pukul 09.00, indeks Hang Seng Hong Kong anjlok 1,59 persen di level 19.323, menghentikan kenaikan sepekan beruntun. Pada saat yang sama, indeks saham Nikkei 225 Jepang menguat tipis 0,18 persen di level 39.139 mendekati level tertinggi baru.
Sementara, indeks ASX 200 Australia turun 0,19 persen di level 7.849 setelah sebelumnya mencatatkan kenaikan tertinggi dalam 5 minggu, mengikuti kenaikan Wall Street.
Indeks KOSPI Korea Selatan turun 0,31 persen di level 2.733 dan indeks Shanghai Composite melemah 0,44 persen pada saat bersamaan di level 3.157. (Lihat grafik di bawah ini.)
Dari Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,06 persen di 7.272 pada 09.15 WIB. Pada sesi sebelumnya, IHSG ditutup menguat 0,05 persen ke level 7.268.
Dari Amerika Serikat (AS), indeks Nasdaq di Wall Street ditutup pada rekor tertinggi pada perdagangan Senin (20/5/2024) waktu setempat.
S&P 500 naik tipis karena saham-saham teknologi menguat menjelang pendapatan Nvidia yang sangat dinanti-nantikan. Investor juga masih memperkirakan waktu penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve.
Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 196,82 poin, atau 0,49 persen, menjadi 39.806,77. S&P 500 (.SPX) naik 4,86 poin, atau 0,09%, pada 5,308.13 dan Nasdaq Composite (.IXIC) naik 108,91 poin, atau 0,65%, menjadi 16,794.87.
Indeks Nikkei 225 melanjutkan kenaikan dari sesi sebelumnya dan mengikuti kenaikan indeks Nasdaq yang sarat teknologi dan menguat ke rekor tertinggi baru.
Pergerakan tersebut terjadi ketika saham Nvidia melonjak lebih dari 2% karena beberapa analisis bullish menjelang laporan pendapatannya pada Rabu esok hari, dengan kepemimpinannya di bidang kecerdasan buatan menjadi pendorong utama.
Investor juga menantikan sejumlah laporan ekonomi di Jepang minggu ini termasuk data perdagangan, inflasi dan aktivitas bisnis.
Saham-saham teknologi memimpin kenaikan, dengan keuntungan dari Disco Corp (3,9%), Tokyo Electron (1,4%), Advantest (2%), Recruit Holdings (2,4%) dan Shift Inc (0,5%). Dalam berita perusahaan, Tokio Marine melonjak 6,3% setelah raksasa asuransi itu mengumumkan rencana untuk membeli kembali sahamnya (buyback) senilai hingga 200 miliar yen.
Di China, bank sentral mempertahankan suku bunga pinjaman satu dan lima tahun tidak berubah masing-masing pada 3,45 persen dan 3,95 persen, sesuai dengan ekspektasi pasar.
Akhir pekan lalu, China juga mengumumkan paket besar untuk mendukung pasar properti yang sedang kesulitan, termasuk pelonggaran peraturan hipotek dan mendesak pemerintah daerah untuk membeli rumah yang tidak terjual.
Melansir Bloomberg Jumat (17/5), Wakil Perdana Menteri China He Lifeng mendorong pemerintah daerah untuk membeli rumah yang tidak terjual dari pengembang dan mengubahnya menjadi perumahan yang terjangkau.
People’s Bank of China (PBOC) secara efektif menghapuskan suku bunga hipotek minimum nasional dan memotong rasio uang muka minimum menjadi 15 persen untuk pembeli pertama dan 25 persen untuk rumah kedua. Rasio sebelumnya masing-masing sebesar 20 persen dan 30 persen.
Semalam, Raphael W. Bostic selaku presiden dan CEO Federal Reserve Bank of Atlanta mengatakan suku bunga AS kemungkinan akan lebih tinggi dibandingkan saat ini.
“Bahkan mungkin mencapai tingkat yang sebanding dengan yang terlihat pada tahun 1990an,”ujarnya dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg pada Senin (20/5).
Dia juga menegaskan kembali bahwa hanya satu kali penurunan suku bunga yang dapat dibenarkan pada 2024.
Senada dengan pernyataannya, Wakil Ketua The Fed Michael S. Barr juga menyatakan bahwa The Fed harus mempertahankan suku bunga tetap. Ia mencatat bahwa data CPI terbaru yang mengecewakan pada kuartal I-2024 tidak memberinya kepercayaan diri untuk mendukung pemotongan suku bunga. (ADF)