MARKET NEWS

Bursa Asia Sebagian Melemah, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

Maulina Ulfa 14/05/2024 10:49 WIB

Bursa Asia sebagian besar melemah pada perdagangan Selasa (14/5/2024) seiring pasar menanti data inflasi Amerika Serikat (AS).

Bursa Asia Sebagian Melemah, Pasar Wait and See Data Inflasi AS. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Bursa Asia sebagian besar melemah pada perdagangan Selasa (14/5/2024) seiring pasar menanti data inflasi Amerika Serikat (AS).

Data inflasi AS dapat mempengaruhi prospek suku bunga secara global dan mempengaruhi prospek penurunan suku bunga bank sentral The Federal Reserve (The Fed).

Investor juga menilai data inflasi produsen di Jepang stabil pada April dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tetapi indeks harga impor melonjak karena melemahnya yen.

Saham-saham di Australia, Korea Selatan, dan China mencatatkan kerugian kecil, sementara saham-saham Jepang dan Hong Kong menguat tipis.

Pada pukul 10.07 WIB, indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,11 persen di level 19.135 dan menjadi level tertinggi sepanjang tahun ini. (Lihat grafik di bawah ini.)

Indeks China Shanghai Composite turun 0,06 persen di 3.146 dan indeks KOSPI Korea Selatan turun 0,01 persen di level 2.726.

Indeks Nikkei 225 Jepang naik tipis 0,047 persen di level 38.197. Sementara, indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,31 persen menjadi 7.725.

Dari Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,07 persen di 7.104 pada 10.11 WIB. Pada sesi sebelumnya, IHSG ditutup hijau 0,15 persen di level 7.099.

Indeks Shanghai Composite China terus turun memperpanjang penurunan dari sesi sebelumnya karena kehati-hatian mendominasi sentimen menjelang pembacaan inflasi utama di AS.

Saham China juga berada di bawah tekanan setelah data yang dirilis pada akhir pekan menunjukkan bahwa indeks harga konsumen negara tersebut naik 0,3 persen secara tahunan (yoy)

Sementara itu, China dilaporkan telah memulai rencana untuk menjual obligasi jangka panjang senilai USD140 miliar yang bertujuan untuk merangsang perekonomian.

Indeks acuan KOSPI Korea Selatan juga diperdagangkan datar karena investor menunggu menjelang laporan inflasi utama AS yang akan dirilis minggu ini.

Para investor memantau dengan cermat data CPI AS April, yang akan dirilis pada esok hari untuk mencari wawasan mengenai arah kebijakan moneter The Fed di masa depan, yang.

Sementara itu, indeks harga ekspor Korea Selatan melonjak sebesar 6,2 persen yoy pada April dan menjadi kenaikan biaya ekspor terbesar sejak November 2022.

Sementara itu, harga impor negara tersebut naik sebesar 2,9 persen yoy, menghentikan penurunan biaya ekspor selama dua bulan berturut-turut.

Indeks Nikkei 225 naik tipis menghapus penurunan dari sesi sebelumnya karena investor bereaksi terhadap laporan inflasi produsen terbaru di Jepang.

Data menunjukkan bahwa inflasi korporasi di negara tersebut stabil pada April dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun harga impor melonjak karena melemahnya yen.

Sementara itu, investor tetap berhati-hati menjelang data inflasi AS minggu ini yang dapat mempengaruhi prospek suku bunga secara global.

Kenaikan penting terlihat dari indeks kelas berat seperti Toyota Motor (1,2 persen), Nintendo (3,7 persen), Daikin Industries (1,9 persen), Advantest (4 persen) dan Mitsubishi Heavy Industries (2,1 persen).

Dalam berita perusahaan, saham SoftBank Group melonjak 2 persen setelah Vision Fund membukukan keuntungan USD4,6 miliar untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret karena investasi besar yang menguat. (ADF)

SHARE