Bursa Asia Sepi karena Libur Imlek, IHSG Menanti Tuah Pemilu
Bursa saham Asia sebagian besar dibuka datar pada perdagangan awal pekan, Senin (12/2/2024).
IDXChannel - Bursa saham Asia sebagian besar dibuka datar pada perdagangan awal pekan, Senin (12/2/2024). Ini karena sejumlah negara di Asia masih dalam suasana libur Tahun Baru China alias Imlek.
Bursa Hong Kong diikuti oleh bursa Shanghai China masih tutup karena libur Hari Raya Imlek. Begitu juga indeks KOSPI Korea Selatan dan indeks Nikkei 225 Jepang juga masih libur. Adapun indeks ASX 200 Australia dibuka loyo. Indeks ASX 200 di Australia melemah 0,32 persen di level 7.612.
Sementara dari Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka bertenaga 0,35 persen pada waktu yang sama di level 7.262 jelang pemilihan umum yang akan dilaksanakan pada Rabu mendatang. Pada pekan lalu, IHSG ditutup terkontraksi 0,17 persen ke level 7.235 pada Rabu (7/2).
Indeks utama Wall Street di Amerika Serikat (AS) juga berhasil berkinerja impresif pada pekan lalu dengan S&P 500 dan Nasdaq 100 ditutup pada rekor tertinggi pada hari Jumat (9/2).
Sementara Dow Jones kehilangan 55 poin, karena para trader mencerna rencana revisi target data CPI AS dan The Fed. Saham-saham megacap termasuk Nvidia, Amazon, Alphabet dan Microsoft menguat sehingga mendorong S&P 500 melampaui angka 5.000. Pada minggu lalu, S&P 500 naik 1,5 persen menjadi ditutup lebih tinggi selama 14 minggu terakhir. Sementara Dow Jones menguat 0,5 persen dan Nasdaq melonjak 2,5 persen secara mingguan.
Selain itu, sinyal The Fed yang menegaskan bahwa penurunan suku bunga dapat dimulai pada awal bulan Maret masih menjadi konsen pasar.
Data terbaru juga menunjukkan Bank-bank di China memberikan pinjaman yuan baru sebesar CNY 4,92 triliun pada bulan Januari 2024. Ini merupakan rekor tertinggi sejak pencatatan serupa dimulai pada tahun 2004, sedikit di atas rekor sebelumnya sebesar CNY 4,9 triliun pada tahun sebelumnya dan mengalahkan perkiraan sebesar CNY 4,5 triliun.
Peningkatan ini terjadi ketika otoritas China berupaya untuk menopang perekonomian dan pinjaman cenderung meningkat pada awal tahun karena bank-bank berusaha mendapatkan nasabah berkualitas lebih tinggi dan memenangkan pangsa pasar.
Sementara pinjaman rumah tangga, sebagian besar hipotek, naik menjadi CNY 980,1 miliar dan pinjaman korporasi melonjak menjadi CNY 3,86 triliun.
Di lain pihak, total pembiayaan sosial yang merupakan ukuran kredit dan likuiditas, juga mencapai rekor tertinggi sebesar CNY 6,5 triliun, jauh di atas perkiraan sebesar CNY 5,55 triliun. Jumlah uang beredar M2 naik 8,7 persen dari tahun sebelumnya, terendah sejak November 2021, dan jauh di bawah 9,7 persen pada bulan sebelumnya dan perkiraan sebesar 9,3 persen. Pinjaman yuan yang beredar meningkat 10,4 persen, sedikit di bawah 10,6 persen pada bulan Desember namun sejalan dengan ekspektasi pasar.
Data yang dinantikan pasar pekan ini, di AS, investor akan mencermati laporan inflasi, diikuti oleh angka penjualan ritel, data inflasi produsen, dan indeks kepercayaan konsumen Michigan.
Selain itu, pidato beberapa pejabat The Federal Reserve (The Fed) akan dipantau.
Secara internasional, hal-hal yang menarik perhatian mencakup data PDB Inggris, inflasi, dan pengangguran kuartal keempat, serta tingkat pertumbuhan PDB kuartal keempat untuk Jepang, Belanda, dan Polandia. Tingkat inflasi di Inggris, India, Swiss, dan Rusia juga akan dilaporkan, begitu pula dengan tingkat pengangguran di Turki, Prancis, Australia, Belanda, dan Korea Selatan. Terakhir, sentimen ekonomi ZEW Jerman dan kepercayaan bisnis NAB Australia akan dirilis. (ADF)