Bursa Asia Tertekan, Dipicu Naiknya Inflasi AS
Bursa saham di wilayah Asia Pasifik kompak bergerak di zona merah pada perdagangan Jumat pagi (11/3/2022).
IDXChannel - Bursa saham di kawasan Asia Pasifik kompak bergerak di zona merah pada perdagangan Jumat pagi (11/3/2022).
Berdasarkan data Investing, hingga pukul 09:22 WIB, Nikkei 225 Jepang (N225) tertekan -2,47% di 25.055, KOSPI Korea Selatan (KS11) turun -0,90% di 2.656,13 dan Hang Seng Hong Kong (HSI) terpuruk -3,28% di 20.206,00
Shanghai Composite China (SSEC) anjlok -0,98% di 3.263,75, Taiwan Weighted (TWII) merosot -0,73% di 17.305,46. Adapun Straits Times Singapura tenggelam -0,10% di 3.237,47, dan Australia ASX 200 (AXJO) longsor -1,86% di 7.069,30.
Menyusul lainnya, Indonesia Composite Index / IHSG tertekan -0,53% di 6.882,89.
Kenaikan inflasi Amerika Serikat yang hampir menyentuh 8% membuat bursa Asia koreksi pagi ini, mengikuti Wall Street yang juga tertekan semalam. Sebagai informasi, Dow Jones (DJI) -0,34%, S&P 500 (SPX) -0,43%, dan Nasdaq (IXIC) -0,95%.
Data menunjukkan inflasi AS mencapai 7,9% pada bulan Februari 2022, yang merupakan peningkatan tahunan terbesar dalam 40 tahun terakhir.
Pasar masih berada pada ekspektasi lama bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan moneter minggu depan.
"Kita telah mencapai titik kritis inflasi. Ini mendorong volatilitas lebih tinggi, dan volatilitas yang lebih tinggi biasanya membuat investor keluar (dari pasar ekuitas)," kata Analis Qontigo, Melissa Brown, dilansir Reuters, Jumat (11/3/2022).
Sementara itu, perundingan antara Rusia dan Ukraina pada Kamis lalu (10/3) juga tampaknya gagal memberikan kelonggaran bagi pasar. Eskalasi militer diperkirakan masih terus berlanjut.
(IND)