MARKET NEWS

Bursa Saham AS Berakhir Mixed, S&P 500 Ditutup Melemah usai Pernyataan The Fed

Kunthi Fahmar Sandy 21/06/2025 06:32 WIB

Pada pukul 4:00 p.m. ET (20:00 GMT), Dow Jones Industrial Average naik 35 poin, atau 0,1 persen, indeks S&P 500 turun 0,3 persen

Bursa Saham AS Berakhir Mixed, S&P 500 Ditutup Melemah usai Pernyataan The Fed (FOTO:Dok Laman Investing)

IDXChannel - Bursa Saham AS atau Wall Street ditutup beravriasi  dengan indeks S&P 500 berakhir lebih rendah pada hari Jumat. Hal tersebut karena pelemahan saham chip mengimbangi pernyataan dari pejabat tinggi Federal Reserve yang menyerukan pemotongan suku bunga setelah pertemuan Fed berikutnya.

Dilansir dari laman Investing Sabtu (21/6/2025), pada pukul 4:00 p.m. ET (20:00 GMT), Dow Jones Industrial Average naik 35 poin, atau 0,1 persen, indeks S&P 500 turun 0,3 persen, dan NASDAQ Composite turun 0,5 persen.

Sebelumnya, Wall Street tutup karena hari libur Juneteenth pada Kamis, dan investor berhati-hati dalam menempatkan harapannya pada minggu ini.

Saham chip merosot karena kekhawatiran regulasi baru AS terhadap China.  Nvidia (NASDAQ:NVDA) Broadcom Inc (NASDAQ:AVGO) memimpin penurunan sektor setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa pemerintahan Trump bermaksud untuk memberlakukan rintangan regulasi lebih lanjut pada peralatan semikonduktor AS yang dikirim ke China.  

Seorang pejabat AS mengatakan, pemerintah ingin mencabut keringanan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengakses teknologi Amerika termasuk peralatan pembuatan semikonduktor di China..Namun, langkah tersebut bukanlah eskalasi perdagangan baru, seorang pejabat AS menyebut hal itu berusaha meniru sistem perizinan yang diterapkan China untuk bahan tanah jarang.

The Fed Harus Pangkas Suku Bunga pada Pertemuan Berikutnya

Federal Reserve mempertahankan suku bunga  pada hari Rabu. Ketua Jerome Powell menegaskan kembali pendekatan berbasis data Fed terhadap suku bunga masa depan. Dia juga menandai risiko inflasi yang terus-menerus akibat tarif Trump.

Konflik Israel-Iran, yang memasuki hari kedelapan pada hari Jumat, telah membuat Wall Street sebagian besar bersikap risk-off selama seminggu terakhir. Hal ini membuat pasar khawatir konflik yang lebih luas di Timur Tengah. Lonjakan harga minyak yang diakibatkan oleh konflik tersebut, juga memicu kekhawatiran atas inflasi yang didorong oleh energi.

Di sektor korporat, Apple (NASDAQ:AAPL) sedang mencari perusahaan-perusahaan India untuk memproduksi peralatan yang dibutuhkan untuk membangun perangkat iPhone andalan perusahaan di negara tersebut.

Di tempat lain, saham Accenture (NYSE:ACN) turun setelah pemesanan kuartal ketiga fiskal perusahaan jasa dan konsultasi itu gagal, bahkan ketika perusahaan menaikkan panduan pendapatannya dan melaporkan hasil yang lebih baik dari yang diharapkan untuk kuartal ketiga tahun 2025.

Saham CarMax (NYSE:KMX) melonjak lebih tinggi setelah pengecer mobil bekas itu melaporkan pendapatan kuartal pertama yang melampaui ekspektasi, didorong oleh volume penjualan yang lebih tinggi dan margin laba yang kuat.

Saham Darden Restaurants (NYSE:DRI) naik setelah pemilik Olive Garden itu menaikkan dividen kuartalannya lebih dari 7 persen, dan menyetujui program pembelian kembali saham baru senilai USD1 miliar.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE