Bursa Saham Asia Bergerak Beragam, Pasar Menanti Data Inflasi dan Laporan Keuangan AS
Bursa saham Asia bergerak variatif mempertahankan kenaikannya pada Selasa (15/7/2025). Perhatian pasar tertuju pada pembicaraan dagang.
IDXChannel – Bursa saham Asia bergerak variatif mempertahankan kenaikannya pada Selasa (15/7/2025). Perhatian pasar tertuju pada pembicaraan dagang di tengah pekan yang dipenuhi sejumlah data penting terkait inflasi dan laporan keuangan bank-bank besar Amerika Serikat (AS).
Indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,4 persen, setelah Wall Street menutup sesi sebelumnya dengan kenaikan tipis. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,42 persen, STI Singapura tumbuh 0,24 persen, dan ASX 200 mendaki 0,40 persen.
Berbeda, Nikkei Jepang melemah 0,10 persen dan Shanghai Composite turun 0,49 persen.
Presiden AS Donald Trump menyatakan terbuka untuk kembali berdiskusi soal tarif, menyusul ancaman akhir pekannya yang akan mengenakan bea masuk 30 persen terhadap produk dari Uni Eropa dan Meksiko mulai 1 Agustus. Jepang dilaporkan tengah berupaya menjadwalkan pertemuan tingkat tinggi dengan AS pada Jumat ini.
Menurut ahli strategi dari National Australia Bank (NAB), Rodrigo Catril, reaksi pasar terhadap ketidakpastian tarif terbilang tenang, sehingga laporan keuangan perusahaan di AS pekan ini menjadi perhatian utama investor.
“Menarik untuk melihat apa yang disampaikan para perusahaan, terutama soal prospek ke depan, bagaimana mereka melihat kuartal berikutnya, kondisi margin mereka—apakah akan tertekan atau justru mereka berniat meneruskan beban itu ke konsumen,” ujar Catril, dikutip Reuters.
“Saya rasa ketenangan pasar ini juga muncul karena belum ada kejelasan bagaimana semuanya akan berkembang,” imbuh Catril.
Uni Eropa menuduh AS menolak upaya untuk mencapai kesepakatan dagang dan memperingatkan kemungkinan menerapkan langkah balasan jika tidak tercapai titik temu. Trump mengatakan tetap terbuka untuk melanjutkan pembicaraan dengan Uni Eropa dan mitra dagang lainnya.
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dijadwalkan bertemu dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent di Tokyo pada Jumat, menurut harian Yomiuri, menjelang batas waktu 1 Agustus sebelum tarif 25 persen mulai berlaku.
Ishiba juga tengah bersiap menghadapi pemilu pada Minggu, di mana jajak pendapat menunjukkan koalisinya bisa kehilangan mayoritas di majelis tinggi kepada kubu oposisi yang mengusung program belanja besar-besaran.
Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang (JGB) bertenor 10 tahun melonjak ke 1,595 persen—tertinggi sejak Oktober 2008—sementara imbal hasil JGB 30 tahun menyentuh rekor baru di 3,195 persen.
Sementara itu, musim laporan keuangan di AS dimulai Selasa ini dengan rilis kinerja kuartal kedua dari sejumlah bank besar. Laba perusahaan-perusahaan dalam indeks S&P 500 diperkirakan naik 5,8 persen secara tahunan, menurut data LSEG. Proyeksi ini turun tajam dari perkiraan awal pada April sebesar 10,2 persen, sebelum Trump memulai perang dagangnya.
Investor juga menantikan data inflasi konsumen AS untuk bulan Juni yang akan dirilis hari ini, guna mengukur apakah ada tekanan kenaikan harga akibat tarif.
Di awal perdagangan, kontrak berjangka Euro Stoxx 50 naik 0,1 persen, DAX Jerman naik 0,1 persen, dan FTSE Inggris naik 0,2 persen. Sementara itu, kontrak berjangka indeks S&P 500 turun tipis 0,1 persen. (Aldo Fernando)