BYD Borong Lahan di Subang Smartpolitan, SSIA Incar Laba Naik 182 Persen
Emiten properti, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mengincar kenaikan laba bersih 182 persen di 2024.
IDXChannel - Emiten properti, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mengerek target penjualan pemasaran sepanjang 2024 menjadi Rp2,2 triliun. Dengan kenaikan target tersebut, laba bersih perseroan diproyeksi melonjak 182 persen tahun ini.
VP Head of Investor Relations, Erlin Budiman optimistis tiga bisnis utama SSIA diperkirakan akan berkinerja sangat baik pada 2024, menyusul pemulihan dari pandemi Covid-19 di 2020-2022 dan hasil positif Pemilu 2024, khususnya dalam penjualan lahan industri, yang menunjukkan siklus naik seperti periode 2010-2011.
"Perseroan melihat minat yang luar biasa, terutama dari China, di Suryacipta City of Industry, Karawang serta pengembangan Industrial Green City terbaru, Subang Smartpolitan," ujar dia dalam keterangan resminya di Keterbukaan Informasi BEI, Jakarta, Sabtu (11/5).
Minat yang luar biasa ini, diakui Erlin, mendorong perseroan untuk menaikkan target penjualan pemasaran sepanjang 2024 untuk Suryacipta City of Industry Karawang dan Subang Smartpolitan dari 65 hektare menjadi 184 hektare (atau nilai penjualan setara Rp2,2 triliun).
"Dengan asumsi penjualan pemasaran tercapai dan dibukukan tahun ini, pendapatan konsolidasi SSIA 2024 diperkirakan akan meningkat sekira 23% menjadi Rp5,6 triliun, dengan laba bersih naik 182% menjadi Rp500 miliar," jelasnya.
Pada 30 April 2024, produsen mobil listrik asal China, BYD resmi menjadi tenant utama perseroan di Kawasan Subang Smartpolitan. BYD menjadi penyewa terbesar pertama di kawasan tersebut dengan menempati area lebih dari 108 hektare. Ini menandai pencapaian monumental bagi Subang Smartpolitan, khususnya dalam penjualan lahan industri.
Perseroan membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp1,09 trilun pada kuartal I-2024. Pendapatan tumbuh sebesar 13,8% dari Rp959 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan ini terutama didorong oleh pendapatan segmen perhotelan yang meningkat sebesar 28% (Rp51,1 miliar), sementara pendapatan di segmen bisnis properti dan konstruksi SSIA meningkat sebesar 24,5% dan 9,6% (masing-masing Rp31,4 miliar dan Rp62,2 miliar).
Namun sayangnya, SSIA masih membukukan rugi di tiga bulan pertama 2024. Rugi bersih konsolidasi perseoran adalah Rp14,9 miliar atau naik dibanding rugi Rp9,3 miliar pada kuartal I-2023.
"Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan biaya lainnya, khususnya biaya kompensasi berbasis saham (Program Opsi Saham Karyawan dan Manajemen atau MESOP) sebesar Rp35,5 miliar (atau 47.057.700 saham MESOP)," jelas Erlin.
"Ini adalah pengeluaran satu kali; jika kita menghilangkan biaya kompensasi berbasis saham ini, maka laba bersih kuartal I-2024 menjadi Rp20,6 miliar" pungkasnya.
(FAY)