Cakra Buana (CBRE) Mau Tambah Dua Kegiatan Usaha Baru, Ini Bocorannya
PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) berencana untuk menambah dua kegiatan usaha baru. Kedua lini bisnis baru tersebut masih berkaitan dengan jasa angkuta
IDXChannel - PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) berencana untuk menambah dua kegiatan usaha baru. Kedua lini bisnis baru tersebut masih berkaitan dengan jasa angkutan laut.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (20/8/2025), dua Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) baru tersebut yakni Angkutan Laut Luar Negeri untuk Barang Umum dan Aktivitas Penunjang Angkutan Perairan Lainnya.
Untuk KBLI Angkutan Laut Luar Negeri untuk Barang Umum, perseroan menyatakan, kelompok usaha tersebut mencakup pengangkutan barang umum melalui laut dengan menggunakan kapal laut antar pelabuhan dalam negeri dengan melayari trayek secara tetap dan teratur (liner) dengan berjadwal, atau trayek tidak tetap dan tidak teratur (tramper). Termasuk usaha persewaan usaha angkutan laut dan operatornya.
"Hal ini sejalan dengan kegiatan usaha yang secara faktual dilakukan oleh perseroan dengan mengoperasikan seluruh armada cargo untuk mengangkut muatan hasil tambang (batu bara, nikel, dan hasil muatan tambang lainnya) serta alat konstruksi dengan layanan time charter, freight charter, dan ship management," kata perseroan.
Menurut perseroan, dalam era globalisasi, angkutan laut merupakan tulang punggung perdagangan internasional, terutama untuk kegiatan ekspor-impor dengan skala yang lebih besar. Industri pelayaran saat ini mengangkut hampir 90 persen dari komoditas global, yang menjadikan industri pelayaran sebagai komponen vital dalam rantai pasok dunia.
"Atas dasar tersebut, perseroan yang saat ini melakukan kegiatan operasional hanya di wilayah perairan Indonesia (nasional domestik), berencana untuk melakukan penambahan kegiatan usaha untuk memperluas jangkauan wilayah operasi ke perairan luar negeri (internasional)," katanya.
Penambahan kegiatan usaha tersebut juga dilatarbelakangi adanya peluang kerja sama yang ditawarkan dari mitra strategis internasional, khususnya perusahaan-perusahaan global di sektor energi pengguna hasil muatan tambang, manufaktur baja, serta industri baterai/EV, perusahaan lepas pantai dan konstruksi maritim, yang membutuhkan dukungan jasa transportasi laut, pemasangan pipa bawah laut (pipe laying), pembangunan pembangkit listrik tenaga laut (offshore wind farm support), serta proyek konstruksi lepas pantai lainnya.
"Sehingga, akses trayek internasional dapat menjadi opsi dan membuka peluang untuk mengoptimalkan armada yang dimiliki dengan skala ekonomi yang lebih besar," ujar perseroan.
Dengan memasuki pangsa pasar internasional, perseroan dapat memperluas jaringan pelayanan, meningkatkan kepercayaan mitra dan sebagai strategi untuk memperkuat kapabilitas tim dan operasional perseroan dalam skala internasional serta meningkatkan daya saing dan posisi perseroan dalam rantai global.
Selain itu, dengan memperluas layaan ke kancah internasional dapat memproyeksikan citra perseroan sebagai pelaku logistik global yang andal, hal ini mencerminkan kesiapan dan kapabilitas perseroan untuk beroperasi di level internasional dengan standar yang lebih tinggi.
"Perseroan juga dapat mendukung program pemerintah untuk memperkuat pelayaran nasional dan menegaskan kedaulatan maritim, sekaligus memberikan respons positif terhadap keburuhan infrastruktur dan pelembagaan nasional," ujarnya.
Sedangkan pada KBLI Aktivitas Penunjang Angkutan Perairan Lainnya, perseroan yang saat ini bergerak di bidang industri maritim, khususnya jasa pelayaran angkutan laut dalam negeri, berencana melakukan penambahan kegiatan usaha sebagai bagian dari strategi diversifikasi.
Jika sebelumnya kegiatan usaha perseroan berfokus pada jasa angkutan laut untuk muatan hasil tambang dalam negeri (cargo), ke depan perseroan akan memperluas portofolio usahanya ke sektor jasa penunjang kegiatan lepas pantai, antara lain layanan pemasangan pipa bawah laut (pipe laying), dukungan pembangunan dan operasional pembangkit listrik tenaga laut (offshore wind farm support), serta konstruksi lepas pantai lainnya.
Diversifikasi ini juga dilatarbelakangi oleh meningkatnya kebutuhan infrastruktur energi di laut, baik di sektor minyak bumi dan gas alam (migas) maupun energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga angin (PLTA) yang dibangun di wilayah perairan laut lepas pantai (offshore).
"Perseroan menilai segmentasi usaha ini memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang yang menarik, margin keuntungan yang lebih menarik, serta memiliki peluang kemitraan strategis dengan kontraktor EPC dan operator energi besar baik secara nasional maupun internasional," kata perseroan.
Latar belakang dilakukannya penambahan kegiatan usaha ini merupakan inisiatif perseroan dalam mewujudkan diversifikasi layanan kepada pelanggan, adanya ambisi perseroan untuk menjangkau pasar luar negeri, dan kegigihan perseroan untuk terus tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan dan mengarungi kancah bisnis internasional, memberikan dukungan yang optimal kepada pemegang saham, menjadi perusahaan yang bermanfaat bagi masyarakat luas dan memperkuat daya saing ataupun posisi perseroan dalam sektor industri maritim.
Perseroan menegaskan, rencana penambahan kegiatan usaha baru ini akan disampaikan dan meminta persetujuan kepada para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 25 September 2025.
(Dhera Arizona)