Calon Emiten Masih Wait and See, Pasar IPO Sepi
Hingga saat ini, belum terdapat calon emiten yang melakukan penawaran umum di Bursa Efek Indonesia (BEI).
IDXChannel - Pasar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di dalam negeri masih sepi.
Hingga saat ini, belum terdapat calon emiten yang melakukan penawaran umum di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas mengatakan, sepinya pasar IPO dalam negeri saat ini disebabkan oleh sikap wait and see dari para calon emiten terhadap perkembangan ekonomi global.
Sukarno menyebut, ekonomi global saat ini tengah mengalami perlambatan utamanya di tengah kondisi geopolitik. Hal itu disebut Sukarno bisa memengaruhi volatilitas harga komoditas dan ekonomi global.
“Terkait IPO yang sepi saat ini karena sentimen wait and see calon emiten terhadap perkembangan ekonomi global yang mengalami perlambatan dan risiko geopolitik,” kata Sukarno saat dihubungi IDX Channel pada Rabu (21/8/2024).
Melansir laman e-ipo, PT Esta Indonesia Tbk (NEST) menjadi emiten terakhir yang tercatat di bursa. Perseroan mencatatkan sahamnya pada 8 Agustus 2024 lalu. Adapun sepanjang 2024 ini sebanyak 34 emiten telah mencatatkan sahamnya di BEI.
Berdasarkan data terakhir yang dirilis BEI, terdapat 28 perusahaan berada dalam pipeline untuk melakukan IPO. Sebanyak 4 perusahaan masuk dalam kategori aset berskala kecil atau memiliki total nilai aset di bawah Rp50 miliar.
Kemudian sebanyak 20 perusahaan masuk dalam kategori aset berskala sedang atau antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Serta, 4 perusahaan memiliki aset berskala besar atau di atas Rp250 miliar.
Dari daftar pipeline perusahaan yang akan IPO, sebanyak 5 perusahaan berasal dari sektor konsumer non siklikal. Dari sektor konsumer siklikal terdapat 4 perusahaan, serta terdapat 3 perusahaan lainnya yang berasal dari sektor energi.
Lalu, terdapat masing-masing 3 perusahaan yang antre IPO berasal dari sektor bahan baku dan sektor teknologi. Kemudian, Sementara itu, terdapat masing-masing 2 perusahaan berasal dari sektor keuangan dan sektor infrastruktur. Juga, terdapat 1 perusahaan dari sektor kesehatan dan 1 perusahaan lainnya merupakan sektor transportasi.
(DESI ANGRIANI)