Cari Sumber Dana Baru, Filipina Bakal Lepas Obligasi Ritel Pertama
Guna mengatasi surat utang yang jatuh tempo dan menambah pemasukan negara, pemerintah Filipina berencana untuk menjual obligasi ritel pertama mereka.
IDXChannel - Guna mengatasi surat utang yang jatuh tempo dan menambah pemasukan negara, pemerintah Filipina berencana untuk menjual obligasi ritel pertama mereka ke pasar modal demi mendapatkan miliaran dolar Amerika Serikat (AS).
Untuk itu, Ferdinand Marcos Jr mengincar pendapatan hingga 30 miliar peso atau setara dengan Rp7,97 triliun (Rp265 per peso filipina). Sehingga, pemerintah bisa menukar utang yang jatuh tempo tahun ini dan awal tahun depan.
Penjualan tersebut diproyeksi akan mengumpulkan dana hingga USD7 miliar, menurut Kepala Ekonom di Rizal Commercial Banking Corp, Michael Ricafort, di Manila.
“Dalam waktu dekat, pasokan utang baru akan membatasi penurunan pada hasil lokal. Dalam jangka panjang, ini dapat membantu mendorong imbal hasil lebih rendah karena penerbitan besar berarti lebih sedikit pasokan utang di masa depan,” ucap Ricafort dari Rizal, seperti yang dilansir pada Bloomberg, Kamis (18/8/2022).
Di kalangan investor ritel Asia, obligasi pemerintah sangat populer. Indonesia dan Hong Kong juga menawarkannya, India juga membuka pasar kedaulatannya bagi pembeli di tahun lalu, yang memungkinkan anggota masyarakat memiliki rekening bank sentral untuk membeli sekuritas.
Sementara untuk Filipina, investor ritel adalah sumber pembiayaan terbesar dan pemerintah berhasil mengumpulkan dana hingga USD8,2 miliar pada Maret lalu, atau seperempat dari pinjaman lokal pada tahun lalu.
Marcos yang mengambil alih kekuasaan pada Juni, merencanakan pengeluaran besar-besaran untuk mendorong pemulihan negara dari pandemi.
Biro Keuangan akan mengadakan lelang penetapan harga untuk penjualan obligasi yang direncanakan pada 23 Agustus. Terkait jumlah yang akan dikumpulkan juga kemungkinan akan cukup besar karena persyaratan besar pemerintah
Obligasi ritel biasanya ditawarkan dalam denominasi kecil 5.000 peso, sehingga dapat diakses oleh calon nasabah yang sedang memburu imbal hasil lebih tinggi daripada deposito bank. (TYO/DILAH)