MARKET NEWS

Catat Kinerja Terburuk di Dunia pada 2022, Bursa Vietnam Mulai Bangkit

Wahyu Dwi Anggoro 21/06/2023 08:16 WIB

Saham Vietnam mulai bangkit karena penurunan suku bunga dan stimulus pemerintah.

Catat Kinerja Terburuk di Dunia pada 2022, Bursa Vietnam Mulai Bangkit. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Saham Vietnam mulai bangkit karena penurunan suku bunga dan stimulus pemerintah. Tahun lalu, bursa Vietnam catat performa terburuk di dunia pada 2022.

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (20/62023), Indeks VN telah menguat 9,8 persen pada 2023.

Investor kembali ke Vietnam karena tertarik dengan harga saham yang rendah. Selain itu, pemerintah berjanji akan mengambil lebih banyak langkah untuk membantu bisnis yang sedang goyah dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Kami melihat peningkatan minat terhadap aset-aset yang lebih berisiko, terutama karena valuasi yang murah dan tawaran imbal hasil yang menarik," Dragon Capital yang berfokus di Vietnam mengatakan dalam sebuah laporan bulan ini.

Nilai perdagangan harian rata-rata melonjak menjadi lebih dari USD732 juta bulan ini, tertinggi sejak April 2022, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. 

Investor luar negeri membeli saham senilai USD38,2 juta di Vietnam bulan ini hingga 16 Juni. Pasar lain di kawasan ini seperti Indonesia, Thailand, dan Malaysia mengalami arus keluar bersih bulan ini.

Pemerintah pada awal tahun ini mengijinkan perusahaan-perusahaan untuk memperpanjang masa jatuh tempo utang mereka hingga dua tahun dan menggunakan aset-aset lain untuk melakukan pembayaran pokok dan bunga obligasi sebagai bagian dari usaha untuk meringankan krisis likuiditas. Vietnam juga akan memprioritaskan pertumbuhan ekonomi untuk membantu mendukung bisnis-bisnis yang bergantung pada ekspor yang sedang berjuang dengan berkurangnya pesanan dari luar negeri.

Bank Sentral Vietnam juga melawan tren dengan memangkas suku bunga lebih awal untuk memacu pertumbuhan dan mengurangi biaya pembiayaan bagi perusahaan-perusahaan.

Para analis memprediksi bahwa pihak berwenang mungkin akan meningkatkan langkah-langkah untuk mendorong perekonomian setelah para anggota parlemen mempertahankan target pertumbuhan tahunan sebesar 6,5 persen meskipun angka-angka kuartal pertama tidak sesuai dengan perkiraan.

(WHY/Anggerito Kinayung Gusti)

SHARE