CEO Emtrade Minta Investor untuk Pahami Risiko dan Manfaat Investasi di Saham Unicorn
Founder dan CEO Emtrade Ellen May mengingatkan kepada investor pasar modal agar perlu memahami risiko dan manfaat saat berinvestasi di saham-saham unicorn.
IDXChannel - Founder dan CEO Emtrade Ellen May mengingatkan kepada investor pasar modal agar perlu memahami risiko dan manfaat saat berinvestasi di saham-saham unicorn.
Aksi penawaran umum perdana atau IPO sejumlah perusahaan teknologi digital dengan valuasi lebih dari USD1 miliar atau unicorn menjadi peluang yang memiliki manfaat sekaligus risiko bagi investor.
'Big Risk Big Return' seperti itulah kiranya benang merah yang coba dijelaskan Ellen May bahwa investasi di saham unicorn dapat memiliki risiko tinggi serta potensi keuntungan yang tinggi pula.
“Ketika ingin membeli saham unicorn harus benar-benar pahami mengapa alasan belinya. Boleh alasan teknikal maupun fundamental,” kata Ellen May melalui keterangan tertulis yang diterima, Senin (23/8/2021).
Menurutnya, investor perlu melihat bagaimana prospek usaha, market share, dan keberlangsungan digitalisasi mengingat teknologi merupakan investasi jangka panjang.
Ellen menambahkan bahwa investor perlu mengikuti tren harga dengan analisa teknikal jika tidak memahami fundamental perseroan untuk mengantisipasi naik-turunnya harga.
Tak ketinggalan, manajemen keuangan juga perlu dilakukan investor, sebagaimana Ellen berpesan "Belilah sejumlah nominal yang kita siap dengan risikonya. Karena baik saham digital maupun non digital, saham old economy maupun new economy, semuanya mengandung risiko fluktuasi."
Dirinya menitikberatkan tips memvaluasi saham yang menurut Ellen berbeda dengan perusahaan konvensional.
"Cara memvaluasi saham-saham teknologi sangat berbeda dengan perusahaan konvensional, investor tidak bisa melihat (hanya) price to earning ratio serta price to book value. Untuk perusahaan teknologi kita mesti bisa melihat market cap/market share atau metrics-metrics yang lain dan membandingkan kepada saham-saham teknologi yang sudah listing di amerika serikat atau belahan dunia yang lain,” ungkapnya.
Senada dengan Ellen, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee turut mengingatkan kepada investor untuk memperhatikan prospek perusahaan jika ingin membeli saham unicorn ke depan.
Hans menyebut bahwa perusahaan Unicorn bukan perusahaan yang memperoleh keuntungan dengan instan dan cepat. Mengambil contoh perusahaan digital di Amerika Serikat yang butuh waktu puluhan tahun untuk memperoleh untung, Hans mengharapkan investor untuk rasional dalam mengambil keputusan.
“Investor harus rasional dalam mengambil keputusan. Kita harus bisa melihat prospek ke depan apakah perusahaan unicorn ini akan menjadi market leader atau tidak. Karena, dari 5-6 perusahaan sejenis, hanya satu yang akan jadi pemenang. Jika kita berinvestasi di perusahaan teknologi, kita harus melihat sebagai investasi jangka panjang,” tutur Hans. (NDA)