Cerestar (TRGU) Segera Uji Coba Mesin Baru, Kapasitas Produksi Bertambah
PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) menargetkan commissioning atau uji kesiapan mesin baru produksi tepung terigu pada kuartal III-2024.
IDXChannel - Produsen tepung olahan gandum, PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) menargetkan commissioning atau uji kesiapan mesin baru untuk produksi tepung terigu dapat dilaksanakan pada kuartal III-2024.
Commissioning mesin baru di Gresik, Jawa Timur ini akan berada di bawah kendali anak usaha PT Harvestar Flour Mills (HFM).
Direktur Utama TRGU, Indra Irawan mengatakan, penambahan kapasitas produksi tepung terigu ini merupakan langkah strategis untuk mengantisipasi pertumbuhan pasar yang dinamis.
Meskipun penjualan tepung terigu mengalami fluktuasi, pertumbuhan yang signifikan pada penjualan didorong oleh segmen bahan pakan ternak, membuktikan keberhasilan dari strategi diversifikasi.
“Dengan kapasitas produksi tepung terigu yang lebih besar, TRGU akan semakin memperkuat posisinya di industri ini serta memenuhi permintaan pasar, sehingga akan mendorong pertumbuhan kinerja,” kata Indra dalam keterangan resminya, ditulis Minggu (4/8).
Dengan beroperasinya mesin baru tersebut, kapasitas produksi pabrik tepung terigu perseroan di Gresik akan bertambah 600 metrik ton. Dari kapasitas produksi tepung terigu yang saat ini sebesar 1.600 metrik ton per hari akan meningkat menjadi produksi 2.200 metrik ton per hari.
“Penambahan kapasitas produksi ini menjadi salah satu komitmen kami untuk memenuhi permintaan tepung terigu khususnya di Jawa Timur dan sekitarnya,” ujar Indra.
Sementara itu, perseroan mengantongipendapatan Rp2,9 triliun pada semester I ini atau meningkat 19,8 persen dibandingkan perolehan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan pendapatan yang signifikan ini ditopang oleh segmen pengolahan tepung dan biji-bijian.
Secara rinci, kontribusi pendapatan terbesar datang dari penjualan di pasar domestik sebesar Rp2,8 triliun, sedangkan penjualan ke pasar ekspor menyumbang pendapatan sebesar Rp8,2 miliar.
Namun demikian, beban pokok pendapatan meningkat 21,5 persen secara tahunan menjadi Rp2,8 triliun akibat pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap USD selama semester I-2024, yang berdampak pada kenaikan harga bahan baku karena mayoritas pembeliannya dilakukan dalam USD.
(Fiki Ariyanti)