Cetak Kinerja Solid di Kuartal III, Bagaimana Valuasi Saham BBCA?
BBCA kembali mencatatkan kinerja keuangan solid di triwulan III-2022 dengan kenaikan laba bersih 24,8 persen. Bagaimana valuasi sahamnya?
IDXChannel – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan kinerja keuangan solid di triwulan III-2022.Akan tetapi, apakah valuasi saham BBCA masih menarik?
Melansir laporan keuangan emiten di sembilan bulan pertama tahun 2022, laba bersih yang dibukukan BBCA mencapai Rp28,95 triliun atau melesat 24,8 persen secara tahunan (yoy). Ini lebih tinggi dari, misalnya, proyeksi Mirae Asset Sekuritas Indonesia, yakni sebesar Rp28,7 triliun.
Kenaikan laba ditopang oleh peningkatan kredit sebesar 12,6 persen secara yoy per September 2022 atau Rp682 triliun.
Sehubungan dengan penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan, portofolio BBCA tumbuh 18,6persenyoy menjadi Rp172,7 triliun per September 2022, atau berkontribusi hingga 25,1persen terhadap total portofolio pembiayaan BBCA.
Pertumbuhan kredit BBCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal. Rasio loan at risk (LAR) turun ke 11,7 persen di sembilan bulan pertama tahun 2022, dibandingkan 17,1 persen di tahun sebelumnya.
Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga sebesar 2,2 persen, sementara rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang solid, masing-masing sebesar 247,9 persen dan 49,9 persen.
Dari sisi likuiditas, BBCA membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) selama sembilan bulan pertama tahun 2022, yakni naik 9,3 persen yoy menjadi Rp46,1 triliun.
Pendapatan selain bunga tumbuh 7,8 persen yoy menjadi Rp16,7 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 15,2 persen yoy.
Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp62,8 triliun atau naik 8,9 persen yoy. Sementara itu, biaya provisi tercatat turun Rp3,7 triliun dibandingkan tahun lalu.
Kinerja Solid, BBCA Masih Menarik?
Seiring mencatatkan kinerja keuangan yang solid di sembilan bulan pertama tahun 2022, valuasi saham BBCA berada di atas rata-rata industri.
Dilihat dari price to book value (PBV) dari emiten ini, BBCA mencatatkan PBV sebesar 5,06 kali.
Angka tersebut lebih premium dibandingkan nilai PBV dari industri perbankan yang sebesar 1,80 kali. Sedangkan nilai price to earnings ratio (PER) dari BBCA mencapai 27,78 kali, lebih tinggi dari industri yang hanya 12,79 kali.
Rasio PER merupakan perbandingan harga saham dengan laba per saham, sedangkan PBV digunakan sebagai pembanding harga saham dengan nilai buku per sahamnya.
Sementara, bila dibandingkan dengan mean nilai standar deviasinya selama 5 tahun, PER BBCA juga sedikit lebih tinggi. Adapun rerata dari PER BBCA dalam kurun 5 tahun sebesar 27,04 kali.
Lebih lanjut, rerata dari PBV BBCA selama 5 tahun terakhir mencapai 4,47 kali. Dengan demikian, PBV BBCA juga lebih tinggi dari PBV standard deviation band-nya dalam 5 tahun belakangan.
Tingginya valuasi dari BBCA baik dari segi industri hingga rata-rata standard deviaton band-nya seiring dengan kinerja laporan keuangan dan saham perusahaan yang positif.
Sebagaimana diketahui, BBCA memiliki kapitalisasi pasar atau market cap terbesar di bursa.
Per Jumat (21/10), market cap BBCA mencapai Rp1.066,33 triliun. Selain punya market cap jumbo, total aset dari BBCA juga senantiasa bertumbuh.
Melansir dari laporan keuangan di triwulan III-2022, total aset BCA naik 10,2persen yoy menjadi Rp1.289 triliun. Ini ditopang dengan solidnya pendanaan CASA sejalan dengan peningkatan aktivitas perbankan transaksi.
Pada sembilan bulan pertama tahun 2022, total volume transaksi naik 39,5persen yoy mencapai 17,4 miliar transaksi.
Sedangkan CASA dari BBCA naik 15,1persen yoy mencapai Rp830,4 triliun per September 2022, berkontribusi hingga 81persen dari total dana pihak ketiga. Pertumbuhan CASA menjadi penopang utama bagi kenaikan total dana pihak ketiga mencapai Rp1.026 triliun, atau tumbuh 11,0persen yoy.
Secara umum, kinerja perbankan membukukan pertumbuhan pinjaman yang lebih kuat sepanjang bulan September.
Menurut Riset Mirae Asset Sekuritas pada 11 Oktober 2022 bertajuk “9M22 Results Preview: Likely to Remain Upbeat”, menguatnya kinerja sektor perbankan didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang menguat dan dampak tingginya inflasi turut meningkatkan permintaan pinjaman.
“Secara keseluruhan, kami tidak mengharapkan ekspansi NIM yang signifikan karena bank tampak mempertahankan suku pinjaman untuk saat ini,” tulis analis Mirae Asset Sekuritas, Handiman Soetoyo.
Selain itu, dari 33 analis yang dihimpun oleh dihimpun dari HOTS Mirae Asset Sekuritas, sebanyak 13 analis memberi rating buy, 10 analis memberikan rating hold, dan sisanya memberikan rating sell maupun netral.
Adapun berdasarkan rekomendasi analis IPOT (besutan broker Indopremier) dan Stockbit sebagian besar memberikan rating buy terhadap BBCA.
Dari 38 analis yang dihimpun di Stockbit, sebanyak 19 analis memberikan rating buy, 17 analis memberikan rating hold, dan sisanya memberikan rating sell.
Sementara di IPOT, 53 analis memberikan rating buy, 30 analis memberikan rating hold, dan 20 analis rating netral.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.