MARKET NEWS

Covid Belum Reda, Resesi Masih Jadi Ancaman

Kunthi Fahmar Sandy 07/01/2021 13:45 WIB

Ekonom senior Indef Didik J Rachbini menilai akar masalah dan muasal dari resesi dan krisis ekonomi RI dan global saat ini adalah faktor tunggal, Covid-19.

Covid Belum Reda, Resesi Masih Jadi Ancaman. (Foto : rawpixel)

IDXChannel – Dengan adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada 11-25 Januari 2021 untuk mengendalikan Covid-19, diyakini sejumlah ekonom Pemerintah masih belum sukses mengatasi pandemi dan dampak yang diakibatkannya. 

Ekonom senior Indef Didik J Rachbini menilai akar masalah dan asal muasal dari resesi dan krisis ekonomi Indonesia dan global saat ini adalah faktor tunggal, pandemi Covid-19. Karena itu, kebijakan yang masuk akal dan harus bekerja di lapangan adalah kebijakan dan program mengatasi pandemi. Kebijakan ekonomi yang lainnya nomor dua sehingga prioritas utama adalah mengendalikan covid-19.

"Ini tidak berarti kebijakan ekonomi harus ditinggalkan. Tetapi mengatasi covid-19 adalah prasyarat untuk mengatasi resesi ekonomi," ujar Ekonom senior Indef Didik J Rachbini di Jakarta, Kamis (7/12/2021).

"Tidak ada pertumbuhan ekonomi tanpa mengatasi pandemi. Perkembangan pandemi terus meningkat dan terlihat dari data kasus harian sampai sekarang, sehingga proses pemulihan ekonomi akan jauh lebih sulit dan resesi diperkirakan akan berkepanjangan," sebut Didik.

Menurut dia, ada masalah kapasitas dan kerja tim internal pemerintah. Karena itu, pemerintah harus memperbaiki permasalahan internalnya, mulai dari perbaikan komunikasi yang buruk dan perbaikan koordinasi.

"Apakah reshuffle bisa mengatasi masalah pandemi ini ? Dari figur dan struktur yang diubah tidak memperlihatkan perbaikan tim kerja untuk mengatasi pandemi sehingga ritme penyelesaian pandemi terus berjalan seperti biasanya," cetusnya.

Hal baru yang bertambah adalah eksistensi vaksin. Menurutnya banyak ahli yang berpendapat jika protokol Covid-19 tidak dijalankan dan pemerintah terus longgar seperti sekarang, maka kasus harian covid-19 semakin mengerikan seperti terlihat pada awal 2021.

Sementara itu, Pemerintah juga mengaku optimistis dan memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) bisa mencapai 4-5%. "Karena itu, pertumbuhan ekonomi 2021 diperkirakan hanya sebesar 3 persen, kecuali ada perubahan kebijakan yang lebih baik dalam mengatasi pandemi," ucap Didik.

Sebelumnya, menkeu Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai positif pada 2021. Dengan tren perbulannya kian positif. Berdasarkan data ekonomi Indonesia pada Maret-April 2021 diproyeksi berkisar 4,5-5,5%. selanjutnya pada Mei-Juni 2021, ekonomi diprediksi bertahan di level 4,5-5,5%.

Kemudian Sri Mulyani juga mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tembus 5 persen pada September-Oktober 2021. Dan kemudian hingga akhir 2021 pertumbuhan ekonomi diprediksi berada di level level 5%. (FAHMI)

SHARE