Cukai Membengkak, Laba Cap Tikus (BEER) Melandai Jadi Rp10,04 Miliar
Produsen minuman alkohol 'Cap Tikus' PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk (BEER) mencetak laba bersih Rp10,04 miliar hingga kuartal III-2023.
IDXChannel - Produsen minuman alkohol 'Cap Tikus' PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk (BEER) mencetak laba bersih Rp10,04 miliar hingga kuartal III-2023.
Capaian itu melandai 9,91 persen year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu senilai Rp11,05 miliar.
Performa ini membawa laba per saham dasar BEER tergelincir di angka Rp2,51 per saham, dari semula Rp3,46 per saham.
Penurunan laba terjadi justru saat penjualan kotor meningkat menjadi Rp61,47 miliar, dari Rp54,90 miliar. Jika dihitung bersih setelah pita cukai, maka ketemu angka Rp41,02 miliar, naik 10,63 persen yoy.
Pita cukai minol BEER membengkak 14,73 persen yoy menjadi Rp20,44 miliar, ditambah peningkatan beban pokok penjualan yang sebesar Rp16,43 miliar. Namun, laba kotor mampu terjaga tumbuh sebanyak Rp24,59 miliar.
Sayangnya, serangkaian beban lain yang bertambah menggerus bottomline perseroan. Seperti halnya biaya penjualan, hingga beban umum-administrasi yang masing-masing meningkat menjadi Rp982,25 juta, dan Rp11,59 miliar.
Inilah yang akhirnya mendorong laba sebelum pajak BEER melandai secara tahunan di angka Rp12,53 miliar, dari sebelumnya Rp14,42 miliar, demikian mengutip laporan keuangan Jumat (3/11/2023).
Kinerja yang terjadi dalam laporan laba-rugi, justru berbeda di bagian neraca. Sebab, per akhir September, aset BEER terbang 235,59 persen dari awal tahun atau year-to-date (ytd).
Penyebabnya adalah adanya peningkatan kas dan setara kas karena penerimaan piutang dan penempatan deposito.
Kenaikan aset juga berlangsung akibat persediaan yang bertambah, menyusul persiapan produksi pada kuartal ketiga. Selebihnya adalah bertambahnya uang muka atas pembelian lahan untuk lokasi baru, serta pembelian mesin pabrik.
Nilai kewajiban utang atau liabilitas terkoreksi 46,07 persen ytd menjadi Rp11,83 miliar, akibat pembayaran sejumlah pinjaman. Sedangkan ekuitas menanjak signifikan di level Rp226,80 miliar.
Kas yang digenggam akhir September tersisa Rp3,21 miliar, lebih tinggi sedikit dari awal tahun akibat penerimaan kas dari aktivitas pendanaan.
(DES)