Dari Batu Bara hingga Emas, Saham Tambang Jadi Sorotan
UOB Kay Hian menempatkan saham-saham tambang sebagai tulang punggung dalam portofolio Alpha Picks edisi November 2025.
IDXChannel – UOB Kay Hian menempatkan saham-saham tambang sebagai tulang punggung dalam portofolio Alpha Picks edisi November 2025.
Dari tujuh emiten pilihan, lima di antaranya berasal dari sektor energi dan pertambangan, mencerminkan keyakinan kuat terhadap prospek komoditas yang tetap solid menjelang akhir tahun.
Dalam laporan bertajuk Alpha Picks: Another Outperformance in October, UOB Kay Hian menyebutkan bahwa portofolio saham pilihannya kembali mengungguli kinerja pasar.
Sepanjang Oktober, portofolio Alpha Picks naik 12,6 persen, jauh melampaui kenaikan 1,5 persen pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Emiten yang menjadi bintang bulan lalu adalah PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) dengan kenaikan 26,8 persen, diikuti PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) yang menguat 19,6 persen, dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan 16,3 persen.
UOB Kay Hian menambahkan tiga nama baru dalam portofolio November ini: PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).
Ketiganya menggantikan PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang dikeluarkan karena telah mencapai target harga atau kinerja per kuartal III-2025 yang di bawah ekspektasi.
Batu Bara Masih Jadi Andalan
Salah satu sorotan utama adalah masuknya AADI, unit bisnis grup Adaro, yang dianggap menarik berkat potensi kenaikan harga batu bara menuju musim dingin di China dan Eropa.
Menurut analis Benyamin Mikael dan Alden Gabriel Lam, permintaan energi untuk kebutuhan pemanas selama musim dingin berpotensi mengangkat harga batu bara dengan kalori tinggi seperti Newcastle 6000.
“Tren musiman ini berulang setiap tahun dan memberi peluang bagi produsen batu bara ekspor seperti AADI, yang sekitar 75 persen volumenya berasal dari pasar luar negeri,” tulis mereka dalam riset tersebut.
UOB Kay Hian menetapkan rekomendasi beli untuk AADI dengan target harga Rp13.000 per saham, atau potensi kenaikan sekitar 52 persen dari harga saat ini.
Adaro dan Prospek Smelter Aluminium
Selain AADI, Alamtri Resources (ADRO) juga dipertahankan dalam daftar Alpha Picks. Emiten tambang ini dinilai siap menambah daya tarik lewat proyek smelter aluminium yang akan mulai beroperasi secara komersial pada 2026.
Laporan riset menyebutkan, proyek yang digarap melalui anak usaha ADMR itu akan menjadi salah satu jalur hilirisasi logam ringan terbesar di Indonesia. Menurut UOB, smelter aluminium akan menambah sekitar USD17 juta laba bersih pada 2026, di luar kontribusi stabil dari bisnis batu bara dan pembangkit listrik Bhimasena Power.
Adaro juga tengah mengembangkan proyek energi terbarukan seperti Batam Solar PV + BESS dan Mentarang Hydro Project, yang dapat menjadi katalis valuasi jangka menengah.
Emas dan Tembaga Jadi Penopang Baru
Di subsektor logam mulia, ARCI disebut akan mencatat lonjakan laba hingga 913 persen pada 2025, didorong peningkatan produksi dari tambang Araren serta harga emas dunia yang terus menembus rekor baru di atas USD4.000 per ons.
UOB Kay Hian juga menilai ARCI berpotensi masuk indeks global VanEck Gold Miners ETF setelah meningkatnya porsi saham publik menjadi sekitar 15 persen. Hal ini dapat memperluas basis investor institusional dan memperkuat likuiditas saham.
Sementara itu, MDKA tengah memasuki fase penting dengan rampungnya proyek-proyek strategis seperti Pani Gold Project, Acid Iron Metal (AIM) plant, dan proyek High Pressure Acid Leaching (HPAL). Produksi emas dari Pani ditargetkan dimulai pada kuartal I-2026, dengan biaya produksi di bawah USD1.000 per ons.
UOB Kay Hian memperkirakan 2025 akan menjadi tahun transisi bagi MDKA sebelum memasuki periode pertumbuhan yang kuat pada 2026, terutama dengan peningkatan volume bijih nikel dan penurunan biaya operasional.
ENRG Siapkan Lonjakan Produksi
Dari sisi sektor migas, ENRG juga masuk dalam daftar Alpha Picks berkat momentum laba yang kuat hingga akhir tahun. UOB Kay Hian memperkirakan laba ENRG akan terus meningkat secara bertahap dari USD73 juta pada 2024 menjadi USD183 juta pada 2030, seiring kenaikan harga minyak dan ekspansi produksi.
Rencana pengembangan Blok Gebang menjadi pendorong utama pertumbuhan jangka menengah perusahaan. Produksi gas dari blok tersebut ditargetkan mulai mengalir pada paruh pertama 2027 dan meningkat hingga 17 MMBOED (million barrels of oil equivalent per day) atau setara dengan 17 juta barel setara minyak per hari pada 2030.
Diversifikasi Melalui Saham Non-Komoditas
Meski portofolio Alpha Picks kali ini didominasi saham-saham tambang dan energi, UOB Kay Hian tetap mempertahankan keseimbangan dengan memasukkan ASSA dan JPFA sebagai penyeimbang saham berdenominasi rupiah.
UOB Kay Hian menilai strategi tersebut penting untuk menjaga ketahanan portofolio terhadap fluktuasi nilai tukar, terutama di tengah kebijakan suku bunga global yang masih tidak pasti. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.