MARKET NEWS

Data Inflasi AS di Atas Ekspektasi, Wall Street Dibuka Turun

Dinar Fitra Maghiszha 12/02/2025 22:21 WIB

Indeks utama Wall Street dibuka turun pada pembukaan perdagangan Rabu (12/2/2025), setelah rilis data inflasi AS berada di atas proyeksi pasar.

Data Inflasi AS di Atas Ekspektasi, Wall Street Dibuka Turun (Foto: dok Yahoo)

IDXChannel - Indeks utama Wall Street dibuka turun pada pembukaan perdagangan Rabu (12/2/2025), setelah rilis data inflasi AS berada di atas proyeksi pasar.

Hal ini menunjukkan tekanan harga masih tinggi, sehingga mengurangi ekspektasi terhadap rencana penurunan suku bunga.

S&P 500 turun 0,96 persen ke 6.009,95. Nasdaq anjlok 1,08 persen ke 19.432,25, demikian juga Dow Jones merosot 0,81 persen ke 44.232,69.

Kekhawatiran terhadap arah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat kembali mencuat setelah tingkat inflasi periode Januari tumbuh di atas ekspektasi. Indeks Harga Konsumen (CPI) tahunan naik 3,0 persen, lebih tinggi dari perkiraan yang dipatok pada 2,9 persen.

Secara bulanan, inflasi melonjak 0,5 persen, melampaui ekspektasi pasar sebesar 0,3 persen 

Sementara itu, inflasi inti yang tidak termasuk komponen energi dan pangan juga naik di atas perkiraan, mencapai 0,4 persen secara bulanan dan 3,3 persen secara tahunan. 

Angka inflasi malam ini memangkas peluang penurunan suku bunga dalam waktu dekat, sebagaimana ditekankan oleh Gubernur Federal Reserve Jerome Powell dalam testimoninya di depan Senat AS pada Selasa (11/2/2025).

Powell menegaskan, The Fed tidak terburu-buru memangkas suku bunga mengingat ekonomi AS masih menunjukkan ketahanan yang kuat. Pernyataan ini semakin menekan ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar dalam beberapa bulan ke depan.

Melansir Investing, kekhawatiran terhadap suku bunga yang tinggi dalam waktu lebih lama membuat pelaku pasar cenderung mengambil sikap hati-hati. 

Investor kini menunggu pernyataan Powell berikutnya di hadapan Kongres AS pada Rabu (12/2/2025), di mana diperkirakan menghadapi pertanyaan seputar dampak kebijakan mantan Presiden Donald Trump, termasuk tarif impor yang dapat kembali memicu inflasi.

(DESI ANGRIANI)

SHARE