Dear Investor, Pekan Ini Pergerakan Saham Bergantung Pada Sentimen Inflasi AS
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada minggu lalu ditutup menguat sebesar 0,8%.
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada minggu lalu ditutup menguat sebesar 0,8%. Dengan dukungan sejumlah sektor seperti energi menguat sebesar 4,6%, konsumer non-primer sebesar 4,5% dan sektor barang baku sebesar 3,3%. Namun, investor diminta cermati sentimen inflasi AS pada pekan ini.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Mino menjelaskan sejumlah sentimen penopang market pada minggu lalu yakni naiknya indeks manufaktur, kembali turunnya angka inflasi dan aksi beli investor asing.
Terkait kembali turunnya angka inflasi, ia menegaskan pada Juni lalu inflasi kembali turun menjadi 3,52% yoy dari sebelumnya 4,00% yoy. Angka inflasi tersebut lebih baik dari perkiraan di level 3,62% yoy.
“Sejalan dengan inflasi umum, inflasi inti juga tercatat kembali turun menjadi 2,58% yoy dari sebelumnya 2,66% yoy. Inflasi inti ini lebih rendah dari konsensus 2,64% yoy,” terang Mino dalam keterangan resminya, Senin (10/7/2023).
Sementara itu, aksi beli investor asing pada minggu lalu asing kembali membukukan pembelian bersih sebesar Rp46 miliar di pasar reguler, lebih besar dari minggu sebelumnya Rp27 miliar.
Aksi beli investor asing tersebut tidak terlepas dari solidnya data ekonomi (manufaktur dan inflasi) dan komentar positif dari JP Morgan yang mengatakan Indonesia akan diuntungkan dengan adanya pergeseran rantai pasok dari China.
Berbicara tentang peluang market pada minggu ini, Mino mengimbau para trader untuk memperhatikan sentimen domestik dan eksternal. Dari domestik para trader wajib menyimak Data Indeks Keyakinan Konsumen dan Data Penjualan Mobil.
"Investor akan menunggu data indeks keyakinan konsumen pada bulan Juni untuk melihat seberapa optimis mereka terhadap kondisi ekonomi saat ini dan di masa akan datang. Pada Mei lalu indeks keyakinan konsumen naik menjadi 128.3 dari sebelumya 126.1, ditopang oleh indek ekonomi saat ini dan indeks ekspektasi konsumen yang meningkat," tegasnya.
Terkait Data Penjualan Mobil, imbuhnya, investor akan menunggu data penjualan otomotif roda empat untuk bulan Juni 2023.
Sebagai catatan pada Mei lalu penjualan Mobil berbalik naik +39% mom/65% yoy setelah pada bulan sebelumnya mengalami penurunan cukup tajam.
Penjualan mobil wholesales pada Mei lalu tercatat sebanyak 82,097 unit naik dari sebelumnya 58,911 unit.
Dari eksternal ada sentimen Non-Farm Payrolls, pidato dari beberapa pejabat The Fed, inflasi konsumen dan produsen Juni dan perkembangan harga komoditas.
Mino mengingatkan sentimen eksternal yang wajib diperhatikan trader pada minggu ini yakni inflasi konsumen dan produsen Juni.
"Setelah pada Mei lalu inflasi turun menjadi 4% yoy dari sebelumnya 4.9% yoy, inflasi Juni diprediksi akan melanjutkan tren penurunannya menjadi 3.1% yoy. Sementara itu angka inflasi inti juga diprediksi turun menjadi 5% yoy dari sebelumnya di Mei 5.3% yoy. Tidak berbeda dengan inflasi di tingkat konsumen, inflasi di tingkat produsen pada Juni lalu juga diprediksi akan kembali turun menjadi 0.4% yoy dari sebelumnya 1.1% yoy," terangnya.
Berikut rekomendasi saham pilihan Indo Premier untuk sepekan.
BRIS (Support: 1.650, Resistance: 1.800).
BTPS (Support: 2.050, Resistance: 2.400).
BBCA (Support: 8.900, Resistance: 9.200).
BMRI (Support: 5.025, Resistance: 5.275).
EXCL (Support: 1.950, Resistance: 2.170).
ISAT (Support: 8.600, Resistance: 9.500).
MTEL (Support: 650, Resistance: 700).
TOWR (Support: 1.035, Resistance: 1.165).
ASII (Support: 6.625, Resistance: 6.975).
PGAS (Support: 1.300, Resistance: 1.400).
JSMR (Support: 3.800, Resistance: 4.060).
AALI (Support: 7.450, Resistance: 8.050).
MAPI (Support: 1.665, Resistance: 1.850).
ERAA (Support: 476, Resistance: 525).
ACES (Support: 670, Resistance: 765).
ANTM (Support: 1.900, Resistance: 2.050).
MDKA (Support: 3.060, Resistance: 3.600).
SCMA (Support: 160, Resistance: 180).
MNCN (Support: 645, Resistance: 725).
dan ESSA (Support: 585, Resistance: 750).
(SLF)