Dear Investor, Surya Biru (SBMA) Mau Tebar Dividen Rp1,1 Miliar
Dasar pembagian dividen ini adalah kenaikan laba bersih perseroan sebesar 5,53% menjadi Rp4,73 miliar pada tahun 2023, dibandingkan dengan Rp4,48 miliar.
IDXChannel - PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) berencana membagikan dividen tunai sebesar Rp1,1 miliar untuk tahun buku 2023.
Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Jumat, 17 Mei 2024 lalu.
Adapun, dasar pembagian dividen ini adalah kenaikan laba bersih perseroan sebesar 5,53% menjadi Rp4,73 miliar pada tahun 2023, dibandingkan dengan Rp4,48 miliar pada tahun sebelumnya.
Direktur Operasional SBMA, Iwan Sanyoto mengungkapkan bahwa peningkatan penjualan perusahaan didorong oleh realisasi operasional pabrik baru yang dimulai pada Juni 2023. Dampak positif dari operasional pabrik ini mulai terasa pada akhir tahun 2023 dan kuartal pertama tahun 2024.
"Dengan penjualan yang semakin naik, biaya produksi kami juga menurun, sehingga kami optimistis kinerja SBMA akan terus membaik," kata Iwan dalam keterangan resminya, Senin (20/5/2024).
Sementara di kuartal pertama tahun 2024 ini, SBMA mencatat pertumbuhan signifikan dengan laba bersih melonjak 122,96% menjadi Rp2,01 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp903,75 juta. Peningkatan ini juga tercermin dalam laba per saham dasar yang naik dari Rp0,97 per lembar saham menjadi Rp2,17 per lembar saham.
Katalis utama di balik peningkatan laba SBMA adalah kenaikan pendapatan usaha sebesar 9,01% yakni sebesar Rp28,89 miliar dari Rp26,50 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Produk utama seperti acetylene, oxygen, dan argon memberikan kontribusi signifikan. Secara rinci, penjualan acetylene tercatat sebesar Rp8,69 miliar, oxygen sebesar Rp6,65 miliar, dan argon sebesar Rp5,81 miliar, sementara produk lainnya menyumbang Rp3,91 miliar.
Dari sisi neraca, total aset SBMA per 31 Maret 2024 mencapai Rp283,45 miliar, naik 2,63% dari Rp276,17 miliar pada 31 Desember 2023. Peningkatan aset ini didukung oleh ekuitas yang mencapai Rp217,46 miliar dan liabilitas yang naik menjadi Rp65,98 miliar.
“Pangsa pasar kami ini sangat banyak, masih banyak ceruk pasar yang belum kami maksimalkan, sementara kami masih punya kapasitas terpasang masih bisa ditingkatkan lagi,” ujar Iwan.
Ke depan, SBMA berkomitmen untuk terus meningkatkan efisiensi operasional dan inovasi produk guna mempertahankan pertumbuhan positif. Selain itu, perseroan ini juga akan mengadopsi praktik-praktik keberlanjutan dalam operasionalnya untuk merespons isu-isu lingkungan.
Iwan melanjutkan, pencapaian SBMA pada kuartal pertama 2024 tidak hanya menjadi prestasi tersendiri tetapi juga menjadi contoh bagi perusahaan lain di industri migas.
Dengan pengelolaan yang baik, kontrol biaya yang ketat, dan inovasi produk yang berkelanjutan, industri migas di Indonesia diharapkan dapat terus tumbuh dan berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional meskipun di tengah tantangan global yang terus berkembang.