Delta Dunia (DOID) Kantongi Laba Rp560,71 Miliar, Melesat 25,74 Persen
Delta Dunia (DOID) mengantongi laba bersih sebesar USD36,01 juta atau Rp560,71 miliar, naik 25.74% dari 2022 sebesar USD28.63 juta.
IDXChannel - PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mencatatkan pertumbuhan kinerja di sepanjang 2023 lalu. Perseroan mengantongi laba bersih sebesar USD36,01 juta atau Rp560,71 miliar, naik 25,74% dari 2022 yang sebesar USD28,63 juta.
“Saat kami beradaptasi dengan penurunan permintaan batu bara termal, kami memanfaatkan permintaan kuat untuk batu bara metalurgi, yang terus menjadi bahan penting untuk produksi baja,” kata Direktur DOID, Dian Andyasuri dalam keterangan resminya, Kamis (14/3/2024).
Terbukti pendapatan perseroan naik menjadi USD1,83 miliar atau Rp28,54 triliun. Angka itu naik 17,99% dari 2022 sebesar USD1,55 miliar.
Pertumbuhan kinerja DOID pada tahun lalu didorong oleh keberhasilan memperoleh sejumlah kontrak baru, termasuk tambang Saraji dan Burton milik BMA (BHP dan Mitsubishi Alliance) di Australia.
Selain itu, pencapaian rekor pengupasan lapisan tanah penutup (overburden removal), strategi manajemen biaya yang aktif, dan peningkatan diversifikasi ke batu bara metalurgi yang kini menyumbang 19% dari pendapatan turut menjadi penopang meningkatnya kinerja perseroan.
Dian mengatakan transisi terencana tersebut merupakan landasan strategi diversifikasi perseroan, yang telah membuahkan hasil yang substansial. Ia menjelaskan batu bara metalurgi dan infrastruktur saat ini mewakilkan 19% dari pendapatan DOID, hal itu mengarahkan perseroan pada tujuan untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara termal menjadi 50% di tahun 2028 mendatang.
“Kemajuan ini mencerminkan komitmen kami terhadap kinerja yang berkelanjutan dan pertumbuhan strategis,” imbuh Dian.
Di sisi lain, biaya tunai atau cash costs, tidak termasuk bahan bakar per bcm mengalami peningkatan 8% yang sebagian besar didorong oleh peningkatan volume di BUMA Australia untuk memenuhi permintaan pelanggan. Kemudian, biaya karyawan dan biaya suku cadang juga meningkat karena tekanan inflasi.
“Namun demikian, peningkatan ini sebagian diimbangi oleh upaya berkelanjutan grup dalam mendorong efisiensi biaya melalui teknologi dan keunggulan operasional,” tutur Dian.
Lebih lanjut, diversifikasi sumber pendanaan di sepanjang tahun 2023 merupakan bukti kepercayaan yang berkelanjutan dari mitra keuangan yang sudah ada maupun yang baru, menandai tonggak sejarah yang signifikan bagi Delta Dunia Group. Khususnya, perseroan berhasil mendapatkan fasilitas pembiayaan yang komprehensif, termasuk fasilitas pembiayaan sindikasi senilai USD juta selama enam tahun dengan PT Bank BNI (Persero) Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk untuk pembiayaan kembali (refinancing) dan rencana pertumbuhan lebih lanjut.
Kemudian, fasilitas pembiayaan sindikasi Syariah pertama sebesar USD60 juta dari PT Bank Muamalat Tbk, dan penerbitan obligasi Rupiah pertama sebesar Rp636 miliar (USD41 juta), yang memperluas fasilitas obligasi USD Group yang sudah ada.
“Melalui keberhasilan diversifikasi sumber permodalannya, perseroan telah menjalankan refinancing yang menguntungkan untuk kewajiban pembayaran utang tahun 2026, sehingga telah meningkatkan profil jatuh tempo utangnya,” ujarnya.
(FRI)