MARKET NEWS

Deretan 10 Saham yang Mendekati Rp1 Perak

Dinar Fitra Maghiszha 28/08/2023 22:37 WIB

Sejak penerapan papan pemantauan khusus (PPK), terdapat sejumlah saham yang beranjak turun di bawah Rp50 per saham.

Deretan 10 Saham yang Mendekati Rp1 Perak (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Sejak penerapan papan pemantauan khusus (PPK), terdapat sejumlah saham yang beranjak turun di bawah Rp50 per saham.

Tak tanggung-tanggung, beberapa konstituen PPK yang terkena masalah likuiditas bahkan mendekati Rp1 per saham, menyusul tekanan jual yang terjadi dalam mekanisme call auction

Perdagangan dengan skema call-auction adalah order beli/jual di harga bid/ask tertentu yang dikumpulkan terlebih dahulu, yang akan match (diperjumpakan) pada selang waktu tertentu.

Tak hanya konstituen PPK, sejumlah penghuni papan akselerasi juga memiliki kinerja saham yang kurang baik, bergerak di bawah Rp20 per saham. Adapun mayoritas saham yang mendekati Rp1 itu adalah anggota PPK. Namun, ada beberapa yang merupakan anggota Akselerasi

Berdasarkan data perdagangan Senin (18/8/2023), IDX Channel menghimpun 10 saham konstituen PPK yang mengalami tekanan jual hingga mendekati Rp1 per saham. Seluruhnya merupakan anggota PPK yang sahamnya diperdagangkan secara call auction.

1. PT Modern Internasional Tbk (MDRN)

Saham MDRN tertekan hingga Rp6 per saham yang notabene terendah sepanjang masa. Sebagai anggota PPK, MDRN memiliki tiga kriteria utama, yakni ekuitas negatif, harga kurang dari Rp51 per saham selama 6 bulan terakhir, dan memiliki nilai transaksi rata-rata harian saham kurang dari Rp5 juta, dengaN volume rata-rata di bawah 10.000 saham.

Listing pada 16 Juli 1991, MDRN adalah emiten perdagangan produk pencitraan medis, seni grafis, dan solusi dokumen.

2. PT Himalaya Energi Perkasa Tbk (HADE)

Sama seperti sebelumnya, saham HADE anjlok hingga Rp6 per saham pada Senin (28/8). Terhitung dalam sepekan, HADE pernah menyentuh Rp5 per saham.

Kriteria yang melingkupi HADE hanya persoalan likuiditas, yakni harga kurang dari Rp51 per saham selama 6 bulan terakhir, dan memiliki nilai transaksi rata-rata harian saham kurang dari Rp5 juta, dengan volume rata-rata di bawah 10.000 saham.

Melantai sejak 12 April 2004, HADE merupakan perusahaan investasi yang ditopang oleh anak usaha di bidang distribusi elpiji.

3. PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI)

PADI menyentuh level Rp5 per saham sejak masuk sebagai anggota PPK. Per hari Senin (28/8), saham PADI berakhir di Rp7 per saham.

Sama seperti emiten sebelumnya, PADI memiliki masalah likuiditas saham, dengan nilai transaksi rata-rata harian saham kurang dari Rp5 juta, ditambah volume rata-rata di bawah 10.000 saham. Harga saham PADI juga berada di bawah Rp51 per saham selama 6 bulan terakhir.

PADI adalah perusahaan sekuritas yang melantai pada 9 Januari 2012 di harga perdana Rp395 per saham.

4. PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MKNT)

MKNT terhimpit tekanan jual hingga di Rp4 per saham sejak diikat dalam PPK. Hingga Senin (28/8/2023), MKNT stagnan di Rp7 per saham.

Masalah likuiditas masih menjadi persoalan MKNT sama seperti beberapa emiten sebelumnya. Emiten penjualan gawai, dan voucher isi ulang pulsa ini melantai pada 26 Oktober 2015.

5. PT Mitra International Resources Tbk (MIRA)

Saham MIRA tertekan hingga Rp8 per saham setelah masuk PPK. Awal pekan ini, MIRA keok di Rp10 per saham. Sama seperti lainnya, MIRA terjerat masalah likuiditas saham.

MIRA merupakan kawakan yang listing pada periode krisis, tepat pada 30 Januari 1997. Perseroan adalah emiten jasa transportasi darat untuk pengangkutan.

6. PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU)

Saham TAMU menyentuh level terendah hingga Rp5 per saham dalam sebulan terakhir. Selama sepekan (akumulatif) hingga Senin (28/8), TAMU sempat bergerak naik di area Rp8 hingga Rp11 per saham.

TAMU terjerat masalah likuiditas, dari transaksi dan volume yang rendah, hingga harga saham di bawah gocap. TAMU mencatatkan sahamnya pada 10 Mei 2017. Perseroan bergerak dalam kegiatan lepas pantai dan penyewaan kapal penunjang.

7. PT Agung Semesta Sejahtera Tbk (TARA)

Level terendah yang pernah disentuh saham TARA berada di Rp9 per saham, terjadi dalam kurun waktu sebulan terakhir. Awal pekan ini TARA terdiam di Rp11 per saham.

TARA terjebak masalah likuiditas saham sama seperti sebelumnya. Listing pada 11 Juli 2014, TARA adalah emiten pengembang properti.

8. PT Megalestari Epack Sentosaraya Tbk (EPAC)

Saham EPAC menyentuh Rp10 per saham. Sempat bergolak, EPAC terhenti di Rp12 per saham per Senin (28/8/2023). Likuiditas mulai dari transaksi yang rendah, volume yang lemah, dan harga di bawah gocap menjadi masalah EPAC.

EPAC mencatatkan saham perdana pada 1 Juli 2020. Perseroan merupakan produsen kemasan.

9. PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP)

Saham ISAP tergerus hingga Rp10 per saham dalam kurun waktu sebulan terakhir. Harga yang murah mendorong aksi beli investor, hingga Rp17 per saham per Senin (28/8/2023). ISAP merupakan penghuni papan akselerasi yang tidak memiliki kriteria pemantuan khusus.

ISAP merupakan perusahaan binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) yang memproduksi dies, mold, checking fixture, part presisi, dan stamping part, baik untuk industri otomotif maupun non-otomotif.

10. PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE)

Sebagai emiten yang belum genap setahun, NINE mendekam hingga Rp11 per saham dalam sebulan terakhir. Aksi beli investor mendorong NINE naik 6,25 persen di Rp17 per saham per Senin (28/8).

NINE merupakan konstituen papan akselerasi yang nihil kriteria pemantauan khusus.NINE adalah perusahaan layanan teknologi informasi.

(DES)

SHARE