MARKET NEWS

Deretan Emiten Tambang Nikel Terbesar di Indonesia

Nur Ichsan Yuniarto 21/08/2023 17:58 WIB

Emiten saham tambang nikel bergerak ke arah positif. Bahkan, saham nikel diprediksi akan menjadi primadona pada tahun 2023. 

Deretan emiten tambang nikel terbesar di Indonesia

IDXChannel - Emiten saham tambang nikel bergerak ke arah positif. Bahkan, saham nikel diprediksi akan menjadi primadona pada tahun 2023. 

Salah satu penyebabnya lantaran adanya perubahan dan pergerakan di dalam sektor pengolahan nikel. Terlebih saat ini industri baterai untuk motor atau mobil listrik sedang meningkat. Sehingga, membutuhkan sumber daya alam nikel untuk diolah kembali menjadi baterai.

Investasi di sektor industri pengolahan nikel akan semakin meningkat hingga beberapa tahun ke depan. Lalu,apa saja emiten tambang nikel terbesar di Indonesia? 

1. PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL)

NCKL merupakan perusahaan pertambangan nikel dan industri hilir di Pulau Obi, Maluku Utara. Perusahaan ini merupakan bagian dari Grup Harita.

NCKL didirikan pada tahun 2004 dan mulai beroperasi pada tahun 2010. Proyek utama perusahaan adalah Obi Industrial State yang memproduksi nikel untuk produksi stainless steel, campuran baja, industri otomotif, industri baterai, produksi koin.

NCKL resmi melantai perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 April 2023. Usai IPO, NCKL menjadi emiten nikel terbesar di Indonesia. Saat ini, kapitalisasi pasar (market cap) NCKL mencapai Rp57,10 triliun.

Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp2,74 triliun pada Semester pertama 2023.  Angka ini turun 14,65% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp3,21 triliun.

Di sisi lain, pendapatan NCKL mengalami pertumbuhan 88,74% menjadi Rp10,24 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp5,42 triliun. 

2. PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)

MBMA merupakan perusahaan yang bergerak di industri pertambangan nikel sebagai bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik (EV/electronic vehicle).

Emiten milik Boy Tigir ini didirikan tahun 2019 dengan nama PT Hamparan Logistik Nusantara.

Perusahaan ini lalu menjadi anak perusahaan dari Merdeka Copper Gold dan berganti nama menjadi Merdeka Battery Materials. MBMA memiliki tambang nikel di Konawe dan fasilitas pengolahan nikel di Morowali.

MBMA resmi melantai di BEI pada 18 April 2023. Mengacu pada data Senin (21/8/2023), harga saham MBMA mencapai Rp715/saham. Ini membuat kapitalisasi pasar (market cap) MBMA mencapai Rp78,30 triliun.

3. PT Vale Indonesia Tbk (INCO)

INCO merupakan perusahaan investasi asing dengan lisensi dari Pemerintah Indonesia untuk mengeksplorasi, menambang, memproses dan memproduksi nikel.

Perusahaan ini merupakan anak perusahaan Vale, perusahaan multitambang asal Brasil. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1978.

INCO resmi melantai perdana di BEI pada 16 Mei 1990. Mengacu data Senin (21/8/2023), harga saham INCO mencapai Rp6.025/saham.

PT Vale Indonesia beroperasi di Blok Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Sebagai perusahaan multinasional, Vale menunjukkan kinerja keuangan positif pada paruh pertama tahun 2023.

Pendapatan perusahaan ini naik sebesar 14,3% dari USD564 miliar menjadi USD658 miliar. Laba perusahaan ini juga naik sebesar USD18 miliar dari USD150 miliar menjadi USD168 miliar pada periode yang sama.

Secara year to date, saham INCO telah turun 14,08 persen, dan menggerus kapitalisasi pasar sdari posisi awal sebesar Rp70,54 triliun, menjadi hanya Rp59,87 triliun pada saat ini.

4. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) 

ANTM merupakan perusahaan bagian dari MIND ID yang bergerak di bidang pertambangan nikel, bauksit, feronikel, emas, perak,, batu bara, dan logam mulia lainnya.

Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada 5 Juli 1968. ANTM resmi melantai perdana di BEI pada 27 November 1997.

Mengacu data Senin (21/8/2023), harga saham ANTM mencapai Rp1.950/saham. Sementara kapitalisasi pasar (market cap) ANTM mencapai Rp46,86 triliun.

Pada semester I/2022, ANTM mencetak laba bersih Rp1,5 triliun, naik 31,46% dari capaian laba tahun lalu pada periode yang sama.

Perusahaan juga membukukan pendapatan senilai Rp18,77 triliun, naik 8,66% dari periode yang sama tahun lalu. 

5. PT. Harum Energy Tbk (HRUM)

HRUM merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang operasi dan investasi pada industri pertambangan, perdagangan dan jasa batubara melalui anak perusahaan.

HRUM awalnya bergerak di bidang pertambangan batu bara, namun pada 2021, HRUM mulai merambah bisnis komoditas nikel.

Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2007. Perusahaan induk utama Grup adalah PT. Karunia Bara Perkasa.

HRUM resmi melantai perdana di BEI pada 6 Oktober 2010. Mengacu data Senin (21/8/2023), harga saham HRUM mencapai Rp1.580/saham. Sementara market cap HRUM mencapai Rp21,36 triliun.

HRUM memiliki lima konsesi tambang batu bara di Kalimantan Timur, dan satu tambang nikel di Maluku Utara. HRUM juga memiliki 10 anak usaha. 

Pada kuartal III/2022, HRUM membukukan laba bersih USD237, melonjak hingga 532% dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu, yakni hanya USD37,53 juta.  (NIY)

SHARE