MARKET NEWS

Deretan Saham Komoditas Layak Dicermati, Ini Daftarnya

TIM RISET IDX CHANNEL 17/11/2025 12:15 WIB

Sejumlah saham komoditas dinilai menarik menjelang akhir November, didukung sinyal teknikal yang menguat dan katalis fundamental dari masing-masing emiten.

Deretan Saham Komoditas Layak Dicermati, Ini Daftarnya. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Sejumlah saham komoditas dinilai menarik menjelang akhir November, didukung sinyal teknikal yang menguat dan katalis fundamental dari masing-masing emiten.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh turut menyoroti pergerakan sejumlah saham komoditas yang dinilai menarik dari sisi teknikal. Ia menyebut tiga emiten yang sedang mencuri perhatian.

“Beberapa saham komoditas yang menarik secara teknikal, yakni TINS, BRMS, BUMI,” ujarnya, Senin (17/11/2025).

Sebagai pengantar penjelasan, ia lalu memaparkan faktor fundamental yang mendukung prospek tersebut. “TINS dengan potensi valuasi dari penertiban illegal miner serta potensi laba tahun depan yang akan mengalami lonjakan,” katanya.

Michael juga menyinggung perkembangan penting dari salah satu emiten tambang emas milik Grup Bakrie dan Grup Salim. “Kemudian BRMS yang berhasil masuk ke dalam indeks MSCI di November,” tuturnya.

Ia menambahkan, emiten tambang batu bara Grup Bakrie dan Grup Salim BUMI juga mencatatkan katalis signifikan dalam beberapa pekan terakhir. “Serta BUMI yang berhasil mendapat persetujuan kuasi reorganisasi di RUPS beberapa pekan lalu,” ujarnya.

Dalam analisis teknikal, Michael menyebut masing-masing saham memiliki target harga yang cukup jelas. “Secara teknikal, BUMI memiliki target ke 285, TINS di 3.800 serta BRMS di 1.100,” kata dia.

Dari pergerakan sepekan, BUMI mencatat lonjakan 53,33 persen, sementara TINS naik 3,53 persen, dan BRMS turun 1,03 persen.

Di pasar komoditas, harga batu bara pada 13 November 2025 berada di USD109,55 per ton, naik tipis 0,05 persen dibanding sehari sebelumnya. Dalam sebulan terakhir harganya menguat 5,54 persen, meski masih 22,58 persen lebih rendah dibanding tahun lalu, berdasarkan data Trading Economics.

Untuk timah, yang berkaitan dengan TINS, kontrak berjangka (futures) menguat ke atas USD37.000 per ton pada November, level tertingginya sejak April. Kenaikan ini dipicu prospek permintaan yang tetap solid dan pasokan yang masih terbatas.

Di Myanmar, sejumlah sumber utama tetap pasif menyusul penangguhan panjang serta audit sumber daya di tambang Man Maw, diperparah hambatan musim hujan dan kerusakan infrastruktur akibat gempa besar.

Tekanan pasokan timah juga muncul dari Indonesia setelah Presiden Prabowo Subianto memerintahkan penutupan 1.000 tambang timah ilegal di Sumatra, sehingga output dari produsen terbesar kedua dunia ikut menyusut.

Sementara itu, permintaan diperkirakan tetap kuat tahun depan seiring tingginya kebutuhan timah untuk pengembangan pusat data dan teknologi elektrifikasi.

Di pasar logam mulia, harga emas spot bergerak sedikit menguat pada Senin (17/11), di tengah penantian pelaku pasar terhadap rangkaian data ekonomi Amerika Serikat pekan ini yang dapat memberi gambaran arah kebijakan suku bunga The Fed.

Emas spot (XAU/USD) tercatat naik 0,1 persen ke posisi USD4.083,92 per troy ons pada pukul 09.56 WIB.

Kepala Analis Pasar KCM Trade, Tim Waterer, mengatakan tekanan jual pada Jumat lalu kemungkinan berlebihan.

Pelaku pasar kini menunggu rilis sejumlah data penting AS, termasuk nonfarm payrolls (NFP) September pada Kamis, untuk menilai kesehatan ekonomi terbesar dunia tersebut. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE