MARKET NEWS

Deretan Saham Konglo Masih Menyala, Mana Paling Menarik?

TIM RISET IDX CHANNEL 13/11/2025 07:30 WIB

ejumlah saham konglomerat dinilai masih menyimpan potensi penguatan menjelang akhir November.

Deretan Saham Konglo Masih Menyala, Mana Paling Menarik? (Foto: Freepik)

IDXChannel - Sejumlah saham konglomerat dinilai masih menyimpan potensi penguatan menjelang akhir November. Masuknya PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) ke konstituen MSCI Standard Indexes memicu optimisme baru.

Sementara, nama-nama lain dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI) hingga PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) dinilai punya peluang menarik seiring sederet katalis fundamental yang tengah bergulir.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai peluang penguatan masih terbuka terutama pada saham yang baru masuk dalam konstituen indeks MSCI.

“Saat ini, dengan masuknya BREN ke dalam konstituen MSCI, masih ada potensi kenaikan dan inflow dari BREN hingga 28 November,” ujar Michael.

Ia menambahkan, selain BREN, beberapa saham lain juga patut dipantau oleh pelaku pasar.

“Selain itu, menarik untuk dicermati saham-saham konglomerat yang belum berada dalam konstituen [MSCI Standard Cap], seperti BUMI, RAJA, RATU, PTRO, serta DEWA,” katanya.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), per Rabu (12/11/2025), BUMI memimpin kenaikan dengan lonjakan 35,21 persen, diikuti DEWA sebesar 17,42 persen, serta RAJA yang naik 16,38 persen dalam sepekan terakhir.

Saham PTRO juga menguat 15,79 persen, sementara RATU naik 13,23 persen, dan BREN relatif stabil dengan kenaikan 1,79 persen dalam periode yang sama.

Dalam sebulan terakhir, BUMI masih menjadi top performer dibandingkan nama lainnya di atas dengan kenaikan 39,13 persen, disusul PTRO 24,38 persen, sedangkan RAJA dan RATU justru melemah masing-masing 16,12 persen dan 7,77 persen.

Sederet Katalis

Menurut pemberitaan media daring, BUMI tengah dirumorkan akan mengakuisisi 45 persen saham perusahaan tambang bauksit PT Laman Mining dari PT Supreme Global Investment senilai USD59,1 juta atau sekitar Rp984,96 miliar.

Sebelumnya, BUMI juga resmi menjadi pengendali penuh Wolfram Limited, perusahaan tambang emas dan tembaga berbasis di Australia.

Sementara, DEWA, menurut riset Henan Putihrai (HP) Sekuritas, mencatat stabilitas EBITDA di kuartal III-2025 berkat efisiensi armada internal, meski curah hujan tinggi sempat menekan produktivitas.

Perseroan memperluas kontrak tambang di Bengalon, Arutmin, dan dua proyek baru di luar KPC, sambil menyiapkan penerbitan instrumen utang.

Eksplorasi di konsesi Gayo Mineral Resources menunjukkan kandungan emas dominan, dengan estimasi sumber daya awal akan dirilis November ini. HP Sekuritas menyoroti narasi turnaround jangka panjang.

Sementara itu, dalam materi paparan publik, BREN menargetkan pertumbuhan kapasitas hingga 1 GW pada 2026 dan 2,3 GW pada 2032 melalui ekspansi dan proyek greenfield baru, sejalan dengan rencana memperkuat growth pipeline lebih dari 95 MW kapasitas tambahan yang sedang dibangun.

Lebih lanjut, mengutip HP Sekuritas, PTRO memperluas bisnis dengan proyek tambang nikel di Halmahera Timur milik PT Sumberdaya Arindo (SDA), anak usaha Aneka Tambang (ANTM).

Nilai kontrak jasa pertambangan mencapai Rp1,1 triliun untuk periode tiga tahun, dengan kapasitas produksi penuh 9 juta ton bijih nikel per tahun mulai 2027. HP Sekuritas menilai proyek ini akan memperkuat diversifikasi pendapatan PTRO.

Tidak ketinggalan, RAJA resmi masuk dalam MSCI Small Cap Index per November 2025. Perseroan tengah menggarap proyek fasilitas kompresor gas di Sulawesi Selatan dan pembangunan pipa BBM di Kalimantan Timur.

Diberitakan sebelumnya, Deputy Business Development RAJA, Wilson Kurniawan, mengungkapkan perseroan juga menyiapkan akuisisi dua perusahaan pelayaran dengan armada LNGC dan VLGC, serta proyek infrastruktur migas di Indonesia Timur.

Mengutip penjelasan Wilson, RAJA juga tengah menyelesaikan studi kelayakan pembangunan terminal LNG di Banten dan pabrik LNG di Kalimantan sebagai bagian dari komitmen pengembangan energi bersih dan berkelanjutan. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE