MARKET NEWS

Dibayangi Ketidakpastian Ekonomi, IHSG Berhasil Tumbuh 6,62 Persen Sepanjang 2023

30/12/2023 10:03 WIB

Per 28 Desember 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di posisi 7.303,89 atau tumbuh 6,62 persen secara year-to-date (ytd).

Dibayangi Ketidakpastian Ekonomi, IHSG Berhasil Tumbuh 6,62 Persen Sepanjang 2023. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Kinerja Pasar Modal Indonesia di sepanjang 2023 terus menunjukkan kinerja yang positif meski dibayangi ketidakpastian perekonomian global.

Per 28 Desember 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di posisi 7.303,89 atau tumbuh 6,62 persen secara year-to-date (ytd).

Seiring dengan pertumbuhan IHSG tersebut, kapitalisasi pasar juga tumbuh sebesar 23,82 persen secara year-to-date yaitu sebesar Rp11.762 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengatakan kinerja pasar modal yang positif tercermin dari sejumlah indikator seperti stabilitas pasar, aktivitas perdagangan, jumlah penghimpunan dana, dan jumlah investor ritel yang terus meningkat.

"Berkat sinergi, kolaborasi, dan kerja sama yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan di industri Pasar Modal Indonesia, pada akhirnya kita mampu menghadapi berbagai tantangan tersebut dan terus mengukir berbagai capaian positif di tahun 2023," kata Inarno dalam Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2023 di Jakarta, Jumat (29/12/2023).

Indonesia Composite Bond Index tumbuh sebesar 8,51% dari akhir tahun 2022 sebesar 344,78 menjadi 374,20.

Seiring dengan peningkatan aktivitas perekonomian domestik, kegiatan penghimpunan dana melalui Pasar Modal terus meningkat. Per 28 Desember 2023, OJK telah merilis surat Pernyataan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum untuk 211 penawaran umum dengan total emisi sebesar Rp247,06 triliun.

Penghimpunan dana Securities Crowdfunding (SCF) juga terus bertambah. SCF telah berhasil dimanfaatkan oleh 493 pelaku UKM, dengan total dana yang dihimpun sebesar Rp1,04 triliun dari 167.788 pemodal, melalui 16 platform penyelenggara SCF.

Dari sisi demand, OJK mencatat pertumbuhan jumlah investor ritel di Indonesia juga sangat pesat, hal ini ditunjukkan dengan jumlah Single Investor Identification (SID) yang tercatat mencapai 12,16 juta SID atau meningkat hampir lima kali lipat dalam empat tahun terakhir.

(NIA)

SHARE