Dibayangi Sentimen The Fed, Volatilitas IHSG Diyakini Belum Akan Berakhir
IHSG pada hari kedua pekan ini diperkirakan masih belum akan mampu lepas dari sentimen negatif.
IDXChannel - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Senin (23/5/2022) berakhir di zona merah, dengan menderita koreksi sebesar 1,12 persen. Dengan berbekal keresahan atas posisi suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed), laju IHSG pada hari kedua pekan ini diperkirakan masih belum akan mampu lepas dari sentimen negatif tersebut.
Meski pada empat hari sebelumnya sempat melenggang di zona hijau dan bahkan mampu mengumpulkan pertumbuhan sebesar 3,68 persen dalam sepekan, langkah IHSG secara keseluruhan diyakini masih akan sulit untuk menyentuh kembali level resisten di 7.000.
"Senin Kemarin (23/5) IHSG dianggap akan menguji level 7000 sebagai resistance untuk menentukan apakah sentimen The Fed tahun ini akan kurang direspon oleh pasar atau tidak, namun ternyata terjadi pelemahan," kata Founder WH Project, William Hartanto, dalam outlook WH Project, Selasa (24/5/2022).
William sebelumnya telah menggarisbawahi bahwa suku bunga Fed bukan sentimen yang selesai dalam waktu harian. Menurut analisanya, efek dari sentimen The Fed dapat memberikan tekanan hingga berbulan-bulan.
Penulis buku Bandarmology vs Teknikal itu juga menilai koreksi di atas satu persen kemarin menempatkan IHSG bertahan di atas level MA5 (Indikator Moving Average) di 6.804, yang juga merupakan level supportnya. Sementara resisten psikologis masih berada di area 7.000.
"Hari ini kami memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak mixed cenderung menguat pada area 6804 – 7000," ungkapnya.
Dari sisi sektoral, William membaca sektor teknologi yang sebelumnya menjadi mesin penggerak indeks, justru mengalami pelemahan. Seperti diketahui, beberapa emiten teknologi big caps merosot pada penutupan kemarin seperti BUKA, EMTK, UVCR, GOTO, hingga MLPT, meskipun nasib berbeda dirasakan WIRG, NFCX, TFAS, dan PGJO yang kompak melejit di atas 10 persen.
William membaca sejumlah saham penggerak indeks masih bergerak sideways. "Misalnya ASII yang masih bergerak di area 6625 – 7500. Walaupun sideways, namun jika pergerakan menurun menuju support, imbasnya terhadap IHSG akan lebih terasa," tandasnya.
Seperti diketahui, IHSG ditutup tertekan 1,12% di 6.840,77 pada penutupan perdagangan kemarin Senin (23/5). Nilai transaksi perdagangan mencapai Rp14,69 triliun dari 19,85 miliar saham yang dijualbelikan. (TSA)