Dicecar Bursa Soal Defisit Rp8,75 Triliun, Ini Jawaban Bukalapak (BUKA)
PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menyiapkan sejumlah strategi operasional dalam mengatasi defisit sebesar Rp8,75 triliun per 31 Maret 2024.
IDXChannel - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menyiapkan sejumlah strategi operasional dalam mengatasi defisit sebesar Rp8,75 triliun per 31 Maret 2024.
"Untuk memulihkan defisit saldo laba yang dibukukan pada periode 31 Maret 2024, Perseroan telah mengembangkan strategi operasional dan pemasaran yang komprehensif," tulis Manajemen BUKA dalam menjawab permintaan penjelasan Bursa, Rabu (12/6/2024).
Manajemen BUKA menyebut, perseroan menjalankan strategi specialty verticals dengan menitikberatkan pada peningkatan sumber daya dan peningkatan efisiensi rantai pasokan.
Dengan strategi ini, Perseroan memfokuskan monetisasi pada kategori bisnis yang dapat memberikan pendapatan lebih baik sehingga perseroan bisa memberikan nilai tambah yang lebih tinggi kepada konsumen tanpa harus memberikan subsidi yang berlebihan.
Untuk strategi pemasaran, Perseroan menerapkan program pemasaran melalui saluran online dan acara offline agar dapat menjangkau seluruh target konsumen Perseroan.
"Perseroan senantiasa memastikan bahwa terdapat viabilitas bisnis dan ekonomi kerja (operational economics) untuk inovasi bisnis yang dilakukan Perseroan," tulis manajemen BUKA.
Ihwal pengurangan atau lay-off sebanyak 349 karyawan, Bukalapak merasa perlu melakukan perampingan untuk beradaptasi dengan industri yang selalu berubah dalam waktu yang cepat.
Perampingan karyawan tersebut berdampak pada penurunan biaya karyawan per 29 April 2024. Hal ini disebut tidak memengaruhi pendapatan Perseroan lantaran tetap menunjukkan tren positif di periode yang sama pada tahun sebelumnya.
"Perseroan akan tetap melanjutkan kegiatan operasionalnya (Business as Usual) dan memberikan manfaat terbaik kepada para pemangku kepentingan," tulis manajemen BUKA.
Seperti diketahui, Bukalapak membukukan rugi tahun berjalan sebesar Rp1,38 triliun sepanjang 2023. Realisasi tersebut berbalik dari periode 2022 yang mencetak laba sebesar Rp1,98 triliun.
Per akhir 2023, total liabilitas perseroan merosot menjadi Rp714,12 miliar dari Rp808,85 miliar pada akhir Desember 2022. Sedangkan total ekuitas juga turun dari Rp26,5 triliun menjadi Rp25,33 triliun.
(DES)