Dirut BEI: IHSG ATH Enam Kali Sejak Purbaya Menjabat Menkeu
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mencatatkan all time high (ATH) sebanyak enam kali sejak Purbaya Yudhi Sadewa menjabat sebagai Menteri Keuangan.
IDXChannel - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengungkapkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mencatatkan all time high (ATH) sebanyak enam kali sejak Purbaya Yudhi Sadewa menjabat sebagai Menteri Keuangan.
Capaian tersebut menunjukkan adanya persepsi positif dari pelaku pasar terhadap arah kebijakan pemerintah yang dinilai pro-growth atau mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Yang menarik, ketika Pak Purbaya diangkat menjadi Menteri Keuangan, kita enam kali all time high. Sementara dari Januari sampai September, hanya satu kali. Ini fenomena menarik, karena ternyata pasar lebih suka kebijakan yang pro-growth," ujarnya dalam acara Economic Outlook 2026 di Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Iman menilai, pasar modal merespons positif langkah-langkah pemerintah yang berorientasi pada ekspansi ekonomi, meskipun di sisi lain masih terdapat tantangan dari sisi aliran modal asing dan partisipasi investor domestik.
Dari sisi supply dan demand, Iman menjelaskan aktivitas investor asing mulai menunjukkan perbaikan. Meski secara year to date (YtD) asing masih mencatatkan net sell Rp41,8 triliun, namun pada bulan terakhir posisi tersebut mulai berbalik dengan net buy sebesar Rp12,9 triliun.
"Jadi sudah mulai ada perbaikan dari sebelumnya yang net sell sampai Rp50 triliun. Selain itu, jumlah investor institusi asing juga meningkat dalam empat tahun terakhir, dari 23 ribu menjadi lebih besar secara aset dan partisipasi," katanya.
Iman menambahkan, meskipun asing masih melakukan aksi jual bersih, aktivitas transaksi mereka tetap tinggi. Hal itu menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi pilihan menarik bagi investor global.
"Saya agak skeptis ketika ada yang bilang Indonesia sudah tidak dilirik investor asing. Faktanya, mereka masih aktif melakukan transaksi. Memang net sale, tapi in between mereka tetap buy and sell," ujarnya.
Lebih lanjut, Iman menyoroti tantangan terbesar yang kini dihadapi pasar modal nasional, yakni rendahnya partisipasi investor institusi domestik.
"Backbone kita seharusnya investor institusi domestik. Memang sudah ada tren peningkatan sejak 2020, tapi masih kecil. Ini menjadi tantangan kita ke depan," kata dia.
(DESI ANGRIANI)