MARKET NEWS

Dirut Kebab Baba Rafi (RAFI) Tanggapi Dampak PPN 12 Persen 

Dinar Fitra Maghiszha 28/11/2024 13:29 WIB

Kebijakan PPN 12 persen akan berdampak pada peningkatan beban dari sisi pelanggan.

Dirut Kebab Baba Rafi (RAFI) Tanggapi Dampak PPN 12 Persen (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Emiten Kebab Baba Rafi, PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI) atau SKB Food menanggapi dampak kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen terhadap bisnis perseroan.

Direktur Utama RAFI, Eko Pujianto menilai, kebijakan PPN 12 persen akan berdampak pada peningkatan beban dari sisi pelanggan

“PPN 12 persen ini yang pasti adalah akan menjadi peningkatan beban dari sisi customer atau pelanggan,” kata Eko dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (28/11/2024).

Mengantisipasi dampak makro tersebut, Eko menuturkan pihaknya bakal menyesuaikan harga dengan kondisi daya beli masyarakat.

“Kami berharap bisa memberikan dampak positif juga, karena kebijakan pemerintah ini tentu satu sisi perlu dilihat, dan satu sisi kita juga perlu untuk didukung,” tutur dia.

Penambahan fasilitas pengolahan, dan hub distribusi bahan baku masih menjadi konsen perusahaan ke depan. Menyinggung penurunan daya beli, Eko mengakui hal ini masih menjadi tantangan perusahaan dalam mengoptimalkan pendapatan usaha.

Terlebih, hal ini berlangsung menjelang penerapan kebijakan PPN 12 persen, sehingga berpotensi menambah beban masyarakat.

Fokus RAFI saat ini adalah penambahan produk dan inovasi penjualan sebagai jalan tengah untuk memperluas pangsa pasar sekaligus memitigasi beban.

Pihaknya meyakiini segmen produk RAFI saat ini dapat memacu pertumbuhan perusahaan untuk tahun fiskal 2024. “Kami on schedule untuk tetap optimis dan sesuai dengan perhitungan kami yaitu kami tetap ada peningkatan dari kinerja tahun-tahun sebelumnya,” katanya.

Hingga kuartal III-2024, RAFI membukukan laba bersih senilai Rp24,61 miliar, turun 76,78 persen year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu.

Pendapatan usaha RAFI naik 21,76 persen yoy menjadi Rp356 miliar, dengan laba kotor tersisa Rp61,05 miliar. Bisnis bahan baku makanan mendominasi pemasukan sebanyak Rp352,7 miliar, sementara pendapatan waralaba hanya Rp1,29 miliar.

(DESI ANGRIANI)

SHARE